JAKARTA--Sebanyak 46,1% dari 1200 remaja dan dewasa di dataran rendah dan tinggi di Indonesia, mengalami dehidrasi ringan. Padahal, kondisi itu akan membawa dampak buruk pada kesehatan.
Divisi Ginjal Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI/RS Dr Cipto Mangunkusumo, Dr.dr. Parlindungan Siregar SpPD.KGH menjelaskan, dehidrasi akan menyebabkan gangguan dalam fungsi otak dan fisik.
Parlindungan menyebutkan, gangguan fungsi otak akibat dehidrasi diantaranya menurunkan konsentrasi dan kemampuan berpikir, serta kecerdasan. Sedangkan gangguan fisik diantaranya sakit kepala, lesu, lemas, kejang, pingsan.
''Bahkan, dalam jangka panjang, dehidrasi menyebabkan infeksi saluran kemih dan timbulnya batu ginjal,'' ujar Parlindungan, dalam acara jumpa pers 'Waspadai Efek Dehidrasi Terhadap Kesehatan' oleh The Indonesian Regional Hydration Study di Jakarta, Kamis (22/10).
Menurut Parlindungan, salah satu penyebab timbulnya dehidrasi adalah kurangnya asupan air. Dia menjelaskan, jumlah kebutuhan air tubuh adalah 1 ml/Kkal kebutuhan energi tubuh manusia.
Parlindungan menerangkan, kebutuhan energi remaja dan dewasa berkisar 1.800 - 3.000 Kkal. Karenanya, kebutuhan air tubuh bagi remaja dan dewasa berkisar 1,8 - 3,0 liter sehari. ''Karena sepertiga air tubuh diperoleh dari makanan, maka konsumsi air dari minuman sekitar dua liter per hari,'' tandas Parlindungan.
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan), Prof.Dr.Ir. Hardiansyah, menambahkan, air merupakan salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh. Selain sebagai pengangkut nurisi dan zat buangan, air juga berfungsi sebagai pengatur suhu, pelumas, dan penahan guncangan.
Hardiansyah mengungkapkan, untuk meningkatkan konsumsi air, maka harus dilakukan peningkatan pengetahuan perubahan perilaku masyarakat. Dia menjelaskan, salah satu caranya melalui edukasi ke sekolah dan pendekatan kelembagaan.
Remaja Lebih Rentan
Dehidrasi bisa menyerang semua kelompok usia. Namun dibandingkan dewasa, kelompok usia remaja lebih banyak yang mengalami kondisi tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan The Indonesian Regional Hydration Study (Thirst) pada 2009, dari 1200 remaja dan dewasa yang diteliti, sebanyak 49,5% penderita dehidrasi ternyata merupakan remaja. Sedangkan 42,5% adalah dewasa.
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan), Prof.Dr.Ir.Hardinsyah, kondisi itu disebabkan rendahnya pengetahuan remaja tentang fungsi dan kebutuhan air bagi tubuh. Sedangkan kelompok usia dewasa memiliki pengetahuan yang lebih baik.
Hardinsyah menjelaskan, kebutuhan air tubuh adalah 1ml/Kkal kebutuhan energi tubuh. Dengan kebutuhan energi remaja dan dewasa yang mencapai 1800-3000 Kkal, maka kebutuhan air berkisar 1,8 - 3,0 liter per hari. ''Selain itu, kondisi lingkungan juga sangat berpengaruh,'' ujar Hardinsyah.
Hardinsyah menyebutkan, salah satu contoh kondisi lingkungan yang mendorong timbulnya dehidrasi pada remaja adalah buruknya sanitasi toilet di sekolah. Dia menjelaskan, para remaja akan malas untuk minum karena enggan menggunakan toilet yang buruk di sekolah. lis/rin
http://republika.co.id/berita/84106/Dehidrasi_Bisa_Picu_Batu_Ginjal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.