Infeksi methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) biasanya terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit, terutama pasien tua atau pasien yang sakit sangat parah, pasien dengan luka terbuka, atau pasien yang diintubasi. Selain itu, lama menginap di rumah sakit, penggunaan antibiotik spektrum luas, menginap di ruang rawat intensif (ICU), berdekatan dengan pasien terinfeksi MRSA, pembedahan, dan kolonisasi MRSA, juga menjadi faktor risiko yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi MRSA.
Dalam penyebarannya, infeksi MRSA hampir selalu ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien MRSA atau kontak tidak langsung melalui objek (seperti handuk, alas tempat tidur, pakaian, pembalut luka, dll). MRSA jarang sekali ditularkan melalui udara.
Menurut Prof. DR. Herdiman T. Pohan, SpPD-KPTI, Kepala Divisi Penyakit Tropic dan Infeksi FKUI RSCM, pasien yang berisiko tinggi mengalami risiko infeksi MRSA adalah mereka yang di rawat di rumah sakit tersier dan pasien di ruang ICU. Selain itu pasien luka bakar, pasien dengan luka bedah, atau pasien yang menerima pengobatan melalui intravena, juga berisiko tinggi MRSA.
Lebih lanjut Herdiman mengatakan, pengobatan MRSA haruslah dilakukan secara definitive berdasarkan hasil uji mikrobiologi dan kerentanan Staph. Aureus terhadap methicillin atau oxacillin (MIC> 4 µg/ml). Antibiotik yang bisa digunakan untuk pengobatan MRSA antara lain; glikopeptida (vancomycin, teicoplanin); oxazolidinon (linezolid); streptogramin (quinopristin-dalfopristin); dan gycylcycline (tigecyclin). Selain itu juga ada alternatif seperti kotrimoksazol, minocyclin, fluorokuinolon, dan rifampicin. Sedangkan untuk kombinasi bisa digunakan gabungan kotrimoksazol dengan rifampisin atau minosiklin dengan rifampisin.
Tapi untuk kasus dimana hasil kultur negatif dan infeksi sepsis yang parah, maka harus dilakukan terapi secara empiris. Selain itu juga dipertimbangkan untuk pasien yang menggunakan antibiotik spektrum luas, progresifitas penyakit dengan faktor risiko lama menginap di rumah sakit, menggunakan ventilator, penggunaan kateter, dan adanya kolonisasi MRSA.
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_finenews.asp?IDNews=18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.