Minggu, 27 Desember 2009

Makan Tak Sehat Awal Kanker Kolon

JAKARTA-- Pola hidup yang tak sehat dengan makanan cepat saji dan kurang aktivitas fisik, banyak mengundang penyakit bagi masyakarakat modern saat ini. Penyakit yang cukup ganas mengintai adalah kanker usus besar (kolon). Meski penyebab utamanya belum diketahui secara pasti, namun asupan makanan tak sehat merupakan faktor penting dalam proses terjadinya kanker itu.

Konsultan Hematologi dan Onkologi Medis dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, dr. Aru W Sudoyo memaparkan, kanker usus besar ditimbulkan oleh pajanan terhadap bahan-bahan karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) yang terjadi akibat berbagai pola hidup atau gangguan pada metabolisme tubuh seperti yang ditemukan pada orang yang obesitas dan kurang berolah raga.

"Dari semua jenis kanker, kanker usus besar paling dipengaruhi oleh bahan-nahan karsinogenik dan gaya hidup modern. Berbagai macam makanan yang mengandung bahan karsinogenik pasti akan melewati usus besar," ungkap Aru pada patients gathering Indonesian Ostomy Association (InOA) di Jakarta, pekan lalu.

Dia menjelaskan, makanan yang tinggi lemak terutama yang bersumber dari hewani, daging merah yang dibakar dengan proses pembakaran yang cukup lama, makanan cepat saji merupakan faktor risiko kanker usus besar. Selain itu, kebiasaan merokok, riwayat polip usus besar dalam keluarga, kurang bergerak, kegemukan dan bertambahnya usia meningkatkan risiko terserang penyakit kanker usus besar. Ditegaskan oleh Aru, diet atau makanan dapat mempengaruhi proses genetik yang berhubungan dengan kanker usus besar.

Sementara itu, dr. Fajar Firsyada, SpB mengatakan angka kejadian kanker usus besar biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun. Namun dengan makin modern pola kehidupan masyarakat, angka kejadian kanker usus pun bergeser.

"Di negara maju, angka kejadian kanker usus besar pada orang dengan usia di bawah 40 tahun sebanyak 3%. Namun di Indonesia orang yang menderita kanker usus besar di bawah 40 tahun sebanyak 30%," papar Fajar.

Deteksi dini

Seperti halnya deteksi dini kanker mulut rahim menggunakan papsmear atau untuk kanker payudara memakai mamografi, Fajar menuturkan, kanker kolon pun bisa dilakukan deteksi dini dengan kolonoskopi.

"Deteksi dini kanker kolon dianjurkan kepada mereka yang telah menginjak usia 50 tahun. Tetapi bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon dan kanker paru, disarankan melakukan deteksi dini sebelum usia 50 tahun, bahkan diawal 30 sangat disarankan" jelasnya.

Kanker kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Karena itu masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi.

Fajar menuturkan, terutama bagi mereka yang telah mengalami gejala, seperti perdarahan pada saat buang air besar dan tertutupnya jalan usus atau penyumbatan, deteksi dini kanker usus besar sangat diwajibkan.

Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman dan tidak berbahaya. Kolonoskopi dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal sekaligus mendapatkan jaringan untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut dapat melihat sepanjang usus besar, memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila ditemukan.

Dengan kolonoskopi dapat dilihat kelainan berdasarkan gambaran makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darahnya. Dr Fajar mengatakan dengan deteksi dini diharapkan kanker kolon dapat segera ditangani atau diterapi. Beberapa terapi, seperti kemoterapi dan radiasi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker kolon. (cr1/rin)

http://republika.co.id/berita/57708/Makan_Tak_Sehat_Awal_Kanker_Kolon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.