Minggu, 27 Desember 2009

Wanita Lebih Berisiko Infeksi Saluran Kemih

JAKARTA--Kaum perempuan merupakan salah satu kalangan yang paling banyak mengalami kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi. Hal tersebut dapat memicu berbagai penyakit, terutama infeksi saluran kemih.

"Banyak perempuan yang jarang minum lantaran mereka malu untuk bolak-balik ke belakang. Apalagi, perempuan itu tergolong sibuk dengan aktivitasnya," tegasnya tukas Ir. Hardinsyah, Ketua Tim Peneliti asal Institut Pertanian Bogor dihadapan para wartawan di Jakarta (22/10).

Selain itu, keberadaan fasilitas publik terkait buang air kecil menyebabkan perempuan juga enggan ke belakang."Jadinya, dampaknya berentet kemana-mana," tuturnya. Perempuan, jelas dia, juga memerlukan kondisi lingkungan yang menjamin privasi mereka.

Dampak terhadap minimnya konsumsi air dan faktor psikologis didalamnya mengakibatkan efek yang besar terutama bagi kesehatan perempuan. Salah satunyan infeksi saluran kemih.

Menurut Ahli Ginjal dari Divisi Ginjal Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM, Parlindungan Siregar, infeksi itu disebabkan bakteri atau kuman tertahan dalam saluran kemih lantaran kurangnya cairan.

Faktor ukuran uretra perempuan lebih pendek juga menyebabkan kuman dari anus yang kemudian membentuk koloni di vestibulum vagina dan pada akhirnya akan bermigrasi ke kantung kemih dan ginjal.

"Sementara pria, kecenderungannya begitu kecil untuk terkena infeksi saluran kemih. Sebab, dalam kalenjar prostat terdapat zat yang mampu membunuh kuman. Selain itu, ukuran uretra yang panjang juga memberikan pengaruh," paparnya.

Sekalipun, pria mengalami infeksi saluran kemih itu menandakan ada masalah dari pria. Mungkin terkena batu ginjal atau hal lainnya.

Kalangan remaja juga salah satu kalangan yang rentan mengalami dehidrasi. Padahal pada usia demikian, tubuh memerlukan kebutuhan air yang cukup guna menunjang aktivitasnya. Fakta tersebut terekam dalam penelitian hasil kerja sama 3 perguruan tinggi negeri di Indonesia (IPB, UNAIR, dan UNHAS) dengan didukung Pergizi Pangan Indonesia dan The Indonesian Regional Hydration Study.

Disebutkan dalam penelitian bahwa sebanyak 49,5 % dari 1200 remaja yang diteliti dari 3 wilayah dataran rendah seperti Jakarta, Surabaya, dan Makassar mengalami dehidrasi ringan. Presentase yang nyaris sama juga tercatat pada 3 wilayah dataran tinggi seperti Malang, Lembang dan Malino dengan catatan prosentase 46,1 %.

Ditenggarai, penyebab utama angka dehidrasi ringan pada remaja disebabkan rendahnya pengetahuan fungsi air bagi tubuh, kebutuhan air bagi tubuh, manfaat air bagi kesehatan dan akses pada air minum.

Penelitian juga mencatat bahwa kebanyakan dehidrasi ringan terjadi pada remaja putri. Hal itu disebabkan dengan faktor penyebab yang sama persis bertalian dengan faktor pengetahuan, manfaat dan akses air minum.

Selain ketiga hal itu, terdapat faktor psikologis yang berpengaruh terhadap potensi besar dehidrasi yang dialami perempuan. Bahkan dapat dikatakan faktor psikologis menjadi poin penting.

Oleh karena itu, baik Parlindungan maupun Hardinyah menyarankan kepada perempuan untuk mencukupi kebutuhan air selama sehari. Bila perempuan tidak menyukai sayur minimal ditutupi dengan konsumsi air putih yang sehat dan berkualitas serta hindari konsumsi air berwarna ataupun manis. cr2/rin

http://republika.co.id/berita/84136/Wanita_Lebih_Berisiko_Infeksi_Saluran_Kemih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.