JAKARTA -Tumor otak masih menjadi permasalahan serius dari tipe kanker yang diderita oleh anak-anak. Tumor otak merupakan kanker kedua pada anak-anak setelah leukemia. Insiden terjadinya terjadinya kanker otak pada anak-anak 13,3 per 100 ribu populasi, serta angka kematian akibat kanker otak pada anak-anak 2,6 per 100 ribu populasi terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2001-2005. Sayangnya, angka insiden tumor otak di Indonesia belum banyak di temukan dalam literatur.
Penyebab terjadinya tumor otak pada anak-anak sampai saat ini belum ditemukan secara mutlak. Herediter atau kelainan syaraf secara genetik yang diturunkan dari orang tua, paparan radiasi, asupan gizi saat ibu hamil, dan trauma kepala dikatakan dr. Samsul Ashari, SpBS, spesialis bedah syaraf dari RS Mayapada, Tanggerang, belum menjadi faktor risiko yang konsisten.
Lebih lanjut Samsul menerangkan gejala klinis dari tumor otak. Menurut paparannya gejala klinis dari tumor otak tidak spesifik terutama pada bayi seperti rasa tidak enak badan, gagal tumbuh kembang, mudah marah, juga tanda-tanda ataxia seperti gangguan cara berjalan, keseimbangan dan kekikukan.
"Namun pada anak yang lebih besar dapat ditemukan tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial seperti sakit kepala, muntah yang memancar terutama terjadi pada pagi hari. Dapat pula ditemukan tanda-tanda lokal seperti kelumpuhan saraf kranialis, kejang atau tidak dapat tegaknya posisi kepala," paparnya dalam seminar 'Manajemen Terkini Tumor Otak' di RS Mayapada, Tanggerang, beberapa waktu lalu.
Samsul menegaskan untuk melakukan pemerikasaan jika gejala klinis terdapat pada anak. Pemeriksaan imaging merupakan pemeriksaan yang dibutuhkan dalam penegakkan diagnosis tumor otak. Selain itu kata Samsul pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) merupakan terbaik dalam penentuan diagnosis tersebut.
"Pemeriksaan computed tomography (CT) scanning dapat mengaburkan suatu gambar lesi terutama bentuk lesi di fossa posterior atau tumor yang tidak membesar seperti low-grade glioma," imbuhnya.
Tumor otak pada anak-anak berbeda dengan dewasa. Pada umumnya berasal dari sel muda (young cell). Sel tersebut masih bertumbuh dan belum mencapai kematangan maksimal. Sel tumor bertumbuh sejalan dengan waktu sesuai pertumbuhan anak tersebut. Tumor otak dapat berasal dari seluruh macam sel yang ada seperti primitive neurectodermal tumor (PNET), medulloblastoma, astroblastoma, neuro-blastoma, astrocytoma, gangliocytoma/neurocytoma, ependymoma dan lainnya.
Selain itu terdapat juga jenis tumor yang jarang seperti pinealblastoma. Juga terdapat tumor otak yang berasal bukan dari jaringan otak seperti pituitary tumor, teratomas, meningiomas, skull bone tumors, dan blood vessel tumors hemangioblastoma atau cavernous angioma.
Anak –anak pada umumnya terkena tumor otak akibat sel medulloblastoma. Insiden 25-35% dari kanker otak pada anak. Penyebab medulloblastoma masih belum diketahui.
Samsul memaparkan gejala dari primitive neurectodermal tumor, tergantung dari besar dan lokasi tumbuhnya tumor. Seringkali diketahui anak-anak menderita tumor saat terjadi gejala sumbatan aliran cairan serebro spinal atau yang disebut hidrosefalus.Hal ini mengakibatkan sakit kepala, gangguan penglihatan bahkan gangguan kesadaran.
Oleh karena itu, Samsul menganjurkan orang tua waspada dang mengikuti terus perubahan tumbuh kembang si bocah. Meski belum ada terapi progresif dalam pengobatan kanker, mengetahui di stadium awal tentu lebih baik.
Sejauh ini tatalaksana pengobatan medulloblastoma merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan terapi, yakni operasi atau pembedahan pengangkatan tumor dan pemasangan shunt, kemoterapi dan radiasi./cr1/it
http://republika.co.id/berita/29354/Waspada_Tumor_Otak_Pada_Anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.