SURABAYA, KOMPAS.com - Sekitar 650.000 anak Indonesia mengidap diabetes mellitus tipe 2. Gaya hidup tidak sehat dan tidak seimbang memicu peningkatan jumlah diabetes mellitus di Indonesia.
Ketua Pusat Diabetes dan Nutrisi (PDN) RSU Dr Soetomo Surabaya Askandar Tjokroprawiro mengatakan, Departemen Kesehatan mencatat sedikitnya 13 juta penduduk Indonesia mengidap diabetes mellitus (DM). Lima persen di antaranya atau sekitar 650.000 orang masih anak-anak, yang umumnya mengidap DM tipe 2. ”DM tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat sehingga menyebabkan resistensi insulin,” jelas Askandar, Selasa (3/11).
Saat ini, DM tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak ditemukan. ”Jika dulu DM tipe 2 dihubungkan dengan usia lanjut, sekarang dapat menyerang sejak usia anak-anak, remaja, dan usia dewasa. Anak-anak sekarang yang banyak makan makanan tidak sehat dan kurang bergerak rawan mengidap DM tipe 2,” tuturnya.
Orangtua harus memerhatikan kebiasaan makan dan aktivitas fisik anaknya di rumah. Selain itu, orangtua juga harus memerhatikan perkembangan berat badan anaknya. Anak yang terindikasi menderita DM biasanya sering cepat lapar dan haus, buang air kecil banyak, dan berat badannya tidak pernah naik. ”Kalau melihat gejala-gejala itu harus hati-hati. Coba ajak anak untuk memeriksa kadar gula darahnya. Kadar gula darah yang normal pada anak sama dengan kadar gula yang normal bagi orang dewasa, yakni berkisar 100-140 mg/dl,” Askandar menjelaskan.
Peneliti pada PDN, Agung Pranoto, mengatakan, peningkatan jumlah pengidap DM cukup tinggi. Secara nasional, rata-rata pengidap naik 5,7 persen. Namun, di beberapa kota besar seperti Jakarta, peningkatan jumlah pengidap bisa mencapai 12 persen per tahun. ”Kondisi ini memprihatinkan karena angka kematian akibat diabetes cukup tinggi. Di seluruh dunia, rata-rata enam orang meninggal setiap menit akibat komplikasi diabetes,” kata Agung.
Bahkan, ada kemungkinan jumlah penderita DM di Indonesia lebih banyak dari yang terdata di Departemen Kesehatan.
Askandar juga mengungkapkan, pengidap DM rawan terkena osteoporosis. Kadar gula yang tinggi pada darah memacu hormon yang mengurangi tingkat kepadatan tulang. Jika dibiarkan, penderita DM akhirnya akan terkena osteoporosis dan mudah patah tulang. (RAZ)
Editor: tof Sumber : Kompas Cetak
http://m.kompas.com/news/read/data/2009.11.04.06021036
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.