Senin, 19 Oktober 2009

Resume KKD Radiologi 2009

Gameshark Radiologi – H. Panji Irawan

Thorax PA
1. CTR < 50%
a. Non spesifik
- tampak corakan bronkovaskular meningkat di kedua lapang paru = bronkitis akut
- tampak corakan bronkovaskular meningkat di kedua lapang paru, diafragma letak rendah, jantung teardrop = bronkitis kronis
- tampak bercak eksudat menyebar di basal paru kanan = bronkopneumonia kanan
- tampak bercak eksudat menyebar di basal paru kanan-kiri = BP duplex
- tampak perselubungan homogen dengan garis Ellis di Lobus inferior hemithorax kanan, disertai bercak eksudat di parahiller kanan = bronkopneumonia + efusi pleura (pleuropneumonia)
- tampak bercak eksudat di lobus media kanan&inferior paru dengan batas tegas di fisura minor = pneumonia lobaris kanan
- tampak kavitas multipel berdinding tipis di basal paru kanan (dengan/tanpa air fluid level) = pneumonia stafilokokus kanan
- tampak kavitas berdinding tebal di basal paru kanan (dengan/tanpa air fluid level di dalamnya) disertai bercak eksudat di sekelilingnya = abses paru kanan
- tampak bercak kasar di lobus superior kanan = pneumonia aspirasi (pada anak kecil)
- tampak bercak eksudat tersebar halus merata di kedua lapang paru tanpa fokus primer = alveolitis/bronkiolitis

b. 1. Proses Spesifik Aktif
- tampak bercak infiltrat di apex kanan = Proses spesifik aktif kanan
- tampak kaverna berdinding tebal (dengan/tanpa air fluid level) di apex paru kanan = proses spesifik aktif kanan
- bisa terdapat infiltrat di kedua paru
- bisa terdapat kaverna besar
- dapat disertai pneumothorax, efusi pleura, atelektasis
- dapat spreading bronkogenik (tersebar di seluruh lapang paru, kasar), spreading hematogen (tersebar di seluruh lapang paru, halus)

b. 2. Proses Spesifik inaktif
- kalsifikasi
- fibrosis
- residual cavity
- Schwarte (lobus superior), Plaque (perselubungan homogen dg/tanpa efek efek tarikan di apical lobus superior)
- Tuberculoma

c. Efek tarikan
- Atelektasis (kanan) = tampak perselubungan homogen di apex paru kanan disertai efek tarikan (pada ) sampai dengan fisura minor
- Schwarte + Fibrosis (kiri) = tampak perselubungan homogen di apex paru kanan disertai efek tarikan (pada )
- Bronkiektasis = tampak gambaran Honeycomb dengan fibrosis disekitarnya
- Fibrosis
d. Efek dorongan
- Pneumothorax (kanan)= tampak gambaran hiperlusent tanpa corakan bronkovaskuler di lateral/seluruh hemithorax kanan, disertai gambaran paru kanan yang kolaps ke arah hilus, efek dorongan (jantung, dll) kontralateral dan pelebaran sela iga

- Efusi pleura (duplex) = tampak perselubungan homogen di sinus costofrenicus kanan&kiri dengan garis Ellis Dammeseou (garis meniscus bila efusi sedikit)

- Pneumothorax + Efusi Pleura = tampak gambaran hiperlusent tanpa corakan bronkovaskuler di hemithorax kanan, disertai gambaran paru kanan yang kolaps ke arah hilus, sinus costofrenikus tumpul dengan garis meniscus (hidropneumothorax kanan)

2. CTR > 50%
- LVH et causa Cardiomiopati = CTR > 50%, batas kiri jantung > 2/3 hemithorax kiri, pinggang jantung normal, (tanpa kumis terbalik, tanpa koma terbalik, tanpa bercak transudat)

- impending decomp et causa Cardiomiopati = CTR > 50%, batas kiri jantung > 2/3 hemithorax kiri, pinggang jantung normal, dengan kumis terbalik, koma terbalik, (tanpa bercak transudat di basal paru kanan)

- Decompensatio cordis kiri et causa Cardiomiopati = CTR > 50%, batas kiri jantung > 2/3 hemithorax kiri, Apex tertanam, kumis terbalik, koma terbalik, bercak transudat di basal paru kanan

- impending decomp et causa kelainan katup mitral = CTR > 50%, batas kiri jantung > 2/3 hemithorax kiri, pinggang jantung (mendatar/mencembung), gambaran kumis terbalik, koma terbalik, (tanpa bercak transudat di basal paru kanan)

- Decompensatio cordis kiri et causa kelainan katup mitral = CTR > 50%, batas kiri jantung > 2/3 hemithorax kiri, pinggang jantung (mendatar/mencembung), gambaran kumis terbalik, koma terbalik, bercak transudat di basal paru kanan

- konfigurasi mitral = Pinggang jantung mendatar/mencembung, corakan bronkovaskular meningkat

- Uremic lung = CTR > 50%, batas kiri jantung > 2/3 hemithorax kiri, tampak bercak kesuraman cranialisasi di hemithorax kanan & kiri simetris halus membentuk gambaran batwings (Tanpa kumis terbalik, tanpa koma terbalik)

BNO
B =
jumlah udara usus meningkat (meteorismus) -> distensi usus = Coil spring, Hearing bone
(suspect ileus) -> stepladder (ileus obstruktif) -> free air sickle pada diafragma kanan (ileus perforasi)
Distribusi udara tidak normal (sentinel loop, udara di usus halus)
Peritoneal Fatline (menghilang pada peritonitis), Psoas line
Kalsifikasi = cholelithiasis (batu multipel, mozaic di luar pelviocalices)
N = Contour ginjal (tampak/tidak tampak/tampak sebagian), nefrolith (dalam contour ginjal), uretrolith

Menilai batu = densitas (opaque/lusent), bentuk (bundar/oval), struktur (lamelar/radiar), jumlah, letak

LS = aligment, spur, corpus vertebra, celah sendi menyempit/tdk

IVP 7 = kontras belum mengisi = penuruan fungsi ekskresi
nefrolith (di dalam pelviocalices)

IVP 15 = kontras belum mengisi ureter = penurunan fungsi ekskresi
Hidroureter, hidronefosis (grade 1 = Tumpul, grade 2 = Flattening, grade 3 = Clubbing, grade 4 = Kistik)
Striktur (tepi ireguler), peristaltik (tepi reguler)
(batu = suspect)
Kingking/tidak

IVP 30 = v. urinaria penuh
Pada saluran atas tetap dinilai pelebarannya krn apa?

IVP – PM = fungsi miksi baik/tidak (ada tidaknya sisa kontras di vesica urinaria)

IVP 120 menit belum mengisi vesica urinaria = gangguan fungsi ekskresi

Colon inloop
kontras mengisi sampai ileum terminalis
Haustra terlihat (baik/tidak baik)
Filling defect = Ca colon (annular, polipoid, fungiting)
Indentasi (massa di luar organ yang mendesak), contoh splenomegali
Additional defect = divertikel/divertikulosis
String sign = pada post evakuasi, gambaran colitis kronik

Schuller
1. Mastoiditis akut
d = perselubungan homogen sebagian pd mastoid aircell kanan/dg pneumatisasi
k = mastoiditis akut

2. Mastoiditis kronis
d = perselubungan homogen pd seluruh mastoid air cell kanan dengan gambaran sklerotik (dengan/tanpa kolesteatom)
k = mastoiditis kronis kanan (dg/tanpa kolesteatom)

Eislerr untuk Fraktur Mandibula (mentum, corpus, angulus, procesus)


Tulang dan sendi
f = cruris AP
d = tampak periosteal reaction&osteolitik pd tibia kanan 1/3 (proksimal/distal) disertai soft tissue swelling
k = osteomielitik akut kanan

f = cruris AP
d = tampak kloaka, involucrum, squester pada 1/3 (proksimal/distal) tibia kanan
k = osteomielitik kronis kanan

Osteoporosis = korteks menipis, densitas menurun, trabekula berkurang

f = Pelvis
d = bergesernya caput femur kanan dari acetabulum ke inferior medial
k = dislokasi coxae kanan ke medioinferior

f = columna vertebralis cervicalis
d = cervical tegak
k = muscle spasme

f = cranial
d = discontinuitas os. Frontal
k = fraktur cranii

f = pelvis
d = simpisis pubis meregang
k = simfisiolisis
(biasa pd wanita postpartum)

f = pedis
d = diskontinuitas
k = fraktur os tarsal

f = pedias
d = diskontinuitas komplit digiti 5, posisi buruk, terdapat kalus
k = fraktur digiti 5 pedis

f = cruris kiri AP LATERAL = seharusnya OBLIQUE agar tdk superposisi
d = diskontinuitas komplit os fibula&os tibia 1/3 distal, posisi buruk, tdk terdpt kalus
k = fraktur os fibula&os tibia

f = cruris kiri
d = terpasang plate&screw os tibia 1)3 distal&terdapat diskontinuitas os fibula 1/3 distal, posisi baik,tidak terdapat kalus
k = fraktur os fibula 1/3 distal, posisi baik, baru

f = cruris kiri
d = diskontinuitas komplit os fibula 1/3 distal, posisi baik, tdk terdapat kalus
k = fraktur cruris kiri

f = cruris kiri
d = diskontinuitas komplit os fibula 1/3 distal, posisi baik, terdapat kalus (1 bulan kemudian)
k = fraktur os fibula 1/3 distal, posisi baik, sudah lama, struktur tulang normal

f = femur
d = diskontinuitas komplit os femur, posisi buruk, tdk terdpt kalus = fraktur femur
d = diskontinuitas komplit os femur, terpasang gips = imobilisasi
d = terpasang pen&wire dg posisi baik = reposisi

f = femur
d = diskontinuitas komplit os femur 1/3 proximal, posisi buruk, tdk ada kalus
k = fraktur os. Femur

f = wrist (AP lateral)
d = diskontinuitas caput radius distal&procesus styloideus ulna distal lepas
k = fraktur colles

f = manus (AP - oblique)
d = hilangnya os. Phalanx distal kiri pd digiti 1 & terdpt soft tissue swelling
k = fraktur amputasi

f = manus (AP-oblique)
d = diskontinuitas inkomplit metakarpal 4 di 1/3 distal, posisi baik, tdk ada calus
k = fraktur metacarpal 4 baru

f = artikulasio cubiti (oblique - lateral)
d = terpasang pen di os radius, posisi baik
k = reposisi fraktur os. Radius

f = humerus (AP oblique)
d = diskontinuitas komplit 1/2 os. Humerus, posisi buruk, tdk ada kalus
k = fraktur os humerus baru

f = thorax AP
d = diskontinuitas costae posterior 4-8, terdpt hiperlusen di soft tissue
k = fraktur costae posterior 4-8 dengan emfisema subkutis

f = gelang bahu/shoulder
d = diskontinuitas os skapula dextra, tdk terdpt kalus
k = fraktur os scapula dextra, baru

f = shoulder AP
d = diskontinuitas komplit 1/3 os clavikula kiri, posisi buruk, calus (-). Terpasang pen di os. Clavicula dg posisi baik
k = reposisi fraktur os. Clavicula

f = cranium lateral
d = diskontinuitas os frontal sampai os. Pareital
k = fraktur linear os. Frontal&os. Parietal

f = manus & pedis (AP oblique)
d = pedis -> digiti 1&2 fuse, jumlah jari 4
k = syndactily
d = manus -> digiti 2&3 fuse
k = syndactily

f = pedis (AP - oblique)
d = jumlah digiti ada 6
k = polidactily

f = cruris kanan (AP - lateral)
d = terdapat lesi osteolitik, reaksi periosteal, soft tissue swelling pada 1/3 tengah os. Tibia
k = osteomielitis akut tibia kanan

f = pedis kanan-kiri (AP - oblique)
d = permukaan sendi MTP joint 1 kanan tidak rata, sela sendi menyempit, soft tissue swelling, tophi
k = gouthy artritis
gout = pedis unilateral
RA = manus bilateral, tidak ada soft tissue swelling
TBC = coxae & vertebra
OA = permukaan sendi tidak rata, sela sendi menyempit di genue, coxae

F = os. Humerus kiri AP oblique
D = struktur tulang normal, terdapat diskontinuitas komplit pada ½ os. Humerus kiri, posisi buruk, tidak terdapat kalus
K = fraktur os humerus kiri, 1/3 medial, posisi buruk, baru

F = lumbosacral AP-lateral
D = corpus vertebra L3 kecil
K = kompresi vertebra L3

F = lumbosakral AP-Lateral
D = struktur tulang normal, diskus menyempit
K = Hernia Nucleus Pulposus

F = antebrachii
D = diskontinuitas inkomplit di ½ os. Radius & os. Ulna, posisi baik, tidak ada kalus, struktur tulang baik, garis epifisis masih ada
K = fraktur Greenstick

F = Lumbosacral lateral
D = tampak L3 bergeser ke anterior
K = spondilolistesis

Radiologi Digestivus - dr. Sigit

Jenis foto
1. BNO
Udara usus = normal di gaster&colon, usus kecil tdk boleh ada udara, klo ada udara = meteorismus/kembung
foto polos abdomen 1 posisi (puasa dl) utk kholik abdomen, utk traktus urinarius
d = terdpt struktur moderately radioopaque sebelah kiri setinggi L3 medial psoas line, terdpt spur dg lipping (L2, L3, L4)
k = batu ureter kiri setinggi L3 & spondilosis (degeneratif)

Batu/kalsifikasi
PSOAS line = batu di medial psoas line (batu ureterolith), batu di lateral psoas line (batu nefrolith)
peritoneal fat line = menghilang pd peritonitis
d = peritoneal fat line menghilang&dinding usus menebal
k = peritonitis

Contour ginjal&proyeksi saluran anatomi

2. BNO 3 posisi
utk akut abdomen, ileus obstruktif, ileus paralitik, perforasi
- supine = terdpt Coil spring appereance (bila 1), terdpt Hearing bone sign (bila >1). Tanda dari ileus paralitik
- lateral left decubitus = terdpt air fluid level, bila ada multiple air fluid level akan membentuk gambaran stepladder. Tanda dari ileus obstruktif
- tegak = terdpt free air sickle di subdiafragma kanan. Tanda perforasi/pneumoperitoneum. Biasanya krn appendisitis, thypoid, ulcus gaster/duodenum

3. OMD/Oesofagus-Mag-Duodenum
- berdiri
- supine
- prone/setengah duduk

4. Colon in Loop
- polos/plain
- kontras spot/bagian perbagian
- overall
- post evakuasi

Mukosa usus
Ukuran usus
awalnya BNO dulu, spot 3 foto, overall
indikasi = divertikel (additional defect), colitis (filling defect)
d = barium mengisi seluruh colon dengan lancar sampai ileum terminalis, terdapat additional defect pada colon caecum, haustra baik.
k = divertikel, (klo ada banyak = divertikulosis)

5. CT Scan
6. USG
Hepar
Vesica Felea
Lien
Pancreas
fatty liver = hiperechoic (putih)
abses hepar = dinding tebal dengan air fluid level
batu empedu = gambaran massa (hiperechoic bulat dengan posterior accoustic shadow)
kholesistitis akut = dinding tebal, terdapat batu (hiperechoic bulat dengan posterior accoustic shadow)
kholesistitis kronik = dinding tebal dengan bentuk deformitas

Foto kontras
Esofagogram = biasa dilakukan pd bayi baru lahir, muntah2 terus saat diberi ASI
d = kontras mengisi esofagus setinggi/sampai cervical 4
k = striktur esofagus

Gambaran anatomi gaster
Intestinum tenue
Colon
Rektosigmoid

Kasus
1. Fatty liver (USG)
2. Hepatitis (USG)
3. Abses hepar (USG)
4. Striktura Esophagus, penyempitan lumen esofagus dengan batas ireguler setinggi Cervical (?)
5. Ileus
6. Perforasi (free air sickel pd diafragma kanan)
7. Cholecystitis
8. NEC (ga ada fotonya)
9. Colitis kronik = dilihat saat post evakuasi, tampak String sign
10. Divertikel = additional filling/defect
11. Peritonitis = peritonel fatline menghilang

Radiologi Traktus Urinarius

Jenis foto
1. BNO
Contour ginjal
Batu/kalsifikasi

f = BNO
d = jumlah udara usus meningkat, distribusi udara usus tidak normal, tampak gambaran sentinel loop.
Tampak batu (jumlah, bentuk, struktur, lokasi) radioopaque, berjumlah 1, bentuk bulat di contour ginjal kanan
k = nefrolith kanan dengan distensi abdomen

f = BNO
d = gambaran batu radioopaque bentuk (lonjong/oval), struktur (lamelar/radier), jumlah 1 dlm rongga pelvis di linea mediana
k = vesicurelith

2. IVP
- 7 menit
Fungsi ekskresi - Pelviocalices
Nephrogram
-15 menit
Pelviocalices
Ureter
- 30 menit
Ureter
Vesika urinaria
- Post miksi = Evaluasi pengosongan
- 60/120 menit

3. Cystografi
4. RPG/retrograde pyelografi
5. CT Scan
6. USG
Ginjal
Vesika Urinaria
Prostat

Kasus
1. Batu urinarius
2. BPH
3. Striktur Ureter
4. Ruptur ginjal/ureter/buli

F = ivp 30 menit
D = Tampak gbran batu radioopaque di kiri. Pelviocalises&ureter kiri tdk terisi kontras
K = batu ginjal kiri dg gang.fungsi ekskresi

F = Bno
D = Jumlah udara usus sangat bertambah,tampaik hering bone
k = Suspect ileus obstruktif

f = ivp 15 menit
d = pelebaran pelviocalises kiri, kingking di pangkal ureter kiri
k = ureter kingking dg hidronefrosis kiri

f = IVP 7 menit
d = kontras tdk mengisi pelviocalices kanan dg gambaran batu memenuhi pelviocalises
k = batu Stockhorn dlm ginjal kanan

f = IVP 15 menit
d = pelebaran pelviocalises kiri dg penyempitan lumen ureter tepi ireguler. Tampak batu multipel mozaic diluar pelviocalises kanan
k = hidronefrosis et causa striktur uretra. Cholelithiasis

f = IVP 30 menit
d = tampak gambaran sklerotik dengan spur formation/lipping
k = spondiloartrosis/spondilosis (krn proses degeneratif)

F = cystogram
D = mukosa v. Urinaria ireguler, tampak additional filling, tampak identasio
K = cystitis oleh krn BPH&divertikel

F = IVP 7 menit
D = tampak pelviocalises kiri normal, tampak bayangan batu berbentuk corong dg contour ginjal kanan membesar
K = batu pelvis renalis kanan dg gangguan ekskresi& suspect hidronefrosis

derajat hidronefrosis
normal = cupping lancip tajam
1. Cupping tumpul = sumbatan parsial
2. Cupping rata/flattening
3. Clubbing/mencembung
4. Kistik/Medulla tdk terlihat lagi


Sistem Respirasi - dr. L. Kristanto

Densitas
1. Very opaque/sangat putih = logam
2. Moderately radioopaque = tulang, kalsifikasi, batu
3. Intermediate = soft tissue, jantung, pembuluh darah, payudara
4. Moderately radiolusent = lemak, udara usus, udara paru, kartilago
5. Very lusent/sangat hitam = udara bebas

Densitas paru normal = moderately radiolusent

Foto thorax ideal
1. PA = paling baik, krn jantung berada di depan, bila dg AP tdk bs membedakan pembesaran jantung fisiologis/patologis, film di dada, sinar horizontal dr punggung
2. Tegak = sifat air akan mencari tempat terendah
3. Inspirasi = diafragma turun kebawah (costae VI), lapangan paru > lapang, jantung terdorong keatas
4. Endorotasi max = terlihat lengkungan costa I berbentuk 'love sempurna', tulang clavicula terlihat bagus, skapula tidak menutupi lapangan paru

Posisi foto thorax lain
1. AP = tidak perlu inspirasi dalam, dilakukan pd pasien yg tdk dpt berdiri, pasien dlm posisi berbaring, film di punggung, sinar vertikal dr dada
2. Lateral = utk mengetahui letak sesuatu lebih jelas, seperti massa, Corpus alienum, analisa jantung, cairan, tumor
3. Lateral dekubitus = utk evaluasi cairan yang sedikit < 200 cc pada efusi pleura
4. Top lordotik = utk membaca apex, contoh = infiltrat pd TB yang tidak begitu jelas dengan foto PA, clavikula tidak ikut difoto
5. CT-scanning
membuat potongan transversal/axial, longitudinal, coronal. Utk mengetahui kelainan spesifik/lebih mendetail, dipotong per cm
6. Bronchografi
hampir tidak pernah dilakukan, termasuk radiologi intervensional, selang dimasukkan ke bronkus primer lalu dimasukan kontras, skrng sudah tdk dilakukan krn tergantikan dg CT scan

Pembacaan foto
1. Hemithorax, dibagi hemithorax kiri dan kanan
moderately radiolusent (hitam krn ada udara di jaringan paru)
intermediate (putih krn soft tissue jantung)
parenkim paru&pleura tdk terlihat
2. Corakan bronkovaskuler, = gambaran a.pulmonalis&percabangannya. Dilihat 1/3 lateral, apabila makin ke lateral makin berkurang = normal. Apabila meningkat = penyakit kronis. Apabila menghilang = curiga kolaps paru
3. Hilus = tempat keluar masuknya pembuluh darah, kelenjar limfe, bronkus, vena. Wajib dibaca pada anak2, curiga TB anak (pembesaran KGB bisa dg/tanpa infiltrat, TB milier bs merupakan infeksi primer). Pada dewasa = pembesaran vena pulmonalis pd decomp cordis. Penyakit paru akibat kerja = Pnemokoniosis

d = fibrosis disekitar bronkovaskular, nodul tersebar dikedua lapang paru, kelenjar hilus membesar dg kalsifikasi egg shell, penebalan pleura, paru emfisematus
k = Pneumokoniosis

4. Sinus Costofrenicus. Normal tajam, bila tumpul = ada garis Ellis Damessoe, tanda efusi pleura
jenis cairan = eksudat, transudat, hemothorax, chilothorax
bila meningkat sedikit = sinus costofrenicus tumpul dengan garis meniscus cairan
bila meningkat cukup banyak = perselubungan homogen di basal dengan permukaan cekung dari lateral atas ke medial bawah (Garis Ellis Dammeseou)

d = tampak perselubungan homogen di sinus costofrenicus kanan&kiri dengan garis Ellis Dammeseou
k = efusi pleura duplex

5. Diafragma. Normal berbentuk lengkung, diafragma kanan lebih tinggi dr kiri,berada di iga VI, dibawah iga VI = penyakit kronis/tanda-tanda emfisema
6. Pleura. Normal tidak terlihat, yang masih mungkin terlihat = pleura minor
7. Trakea. Terlihat garis lusent, normal berada ditengah vertebra lurus/tinea mediana, apabila tidak lurus = kemungkinan terkena efek tarikan
bifurcatio trachealis setinggi thoracal V
8. Tulang-tulang. Intak/tidak, bila destruksi = Tumor Pancoast
9. Penamaan lapangan, batas kanan dan kiri
(gambar)

Kasus-kasus
1. TB paru dewasa & anak
A. Minimal lession
1. Aktif
- infiltrat pada 1 paru, sedikit, tidak luas, ada di apex, lobus superior, apical lobus lain/diatas fissura minor
infiltrat = sebukan sel radang di parenkim paru, belum menular, bila sudah di bronkus bisa menular
- kaverna/kavitas kecil
2. Inaktif = tanpa sisa

B. Moderately advance
- infiltrat pada 1 paru, luas (aktif)
- infiltrat pada 2 paru/duplex (aktif)
- kaverna besar (aktif)
- kalsifikasi, fibrosis, residual cavity (inaktif)

- Pneumothorax (aktif)
- Aktif bisa mengenai pleura (efusi pleura/hidropneumothorax/pleurisy TB)
- Schwarte, Plaque (inaktif)

- Atelektasis (aktif)
inaktif tidak meninggalkan sisa

- Bronkiektasis (aktif), Honeycomb apperance = inaktif (pelebaran ireversibel bronkus&percabangannya krn radang kronis, cincin&kartilago rusak)
- inaktif = kelainan menetap/fibrosis

- Spreding bronchogenik = tersebar di seluruh lapangan paru, kasar tidak merata (aktif)
- Spreading hematogenik = TB Milier/tersebar di seluruh lapangan paru, halus merata (aktif)
- Tuberkuloma = sel perkejuan dlm paru (inaktif)

C. Far advance
- Destroyed lung

TB pada anak

2. TB paru dengan Pleurasy/Hidrothorax
eksudat = keruh, Rivalta (+)
eksudat supuratif = pus/Piothorax, krn bakteri nonspesifik
infiltrat = xantochrom/Putih kekuningan
chylothorax = putih susu, bendungan di kelenjar limfe
hemothorax = darah (fraktur iga)
Xerosanguinis = seperti cucian daging/keganasan
transudat = bening seperti air, pada DBD, Decomp cordis kiri, gagal ginjal, Rivalta (-)

Foto Thorax PA
d = tampak paru kanan kolaps, hemithorax kanan menjadi lebih lusent tanpa corakan bronkovaskuler, sinus costofrenikus tumpul dengan air fluid level (bukan garis Ellis)
k = hidropneumothorax kanan

3. TB paru dengan Pneumothorax
d = gambaran paru kanan menjadi hiperlusen tanpa corakan bronkovaskuler, paru kolaps ke arah hilus, jantung terdesak ke sisi paru kiri, sela iga kanan melebar, diafragma letak rendah
k = pneumothorax kanan

d = tampak paru kanan kolaps, hemithorax kanan hiperlusen tanpa corakan bronkovaskuler, diafragma letak rendah, sela iga melebar, tampak kavitas di lobus superior kanan, tampak infiltrat paru kiri
k = TB duplex dengan pneumothorax

d = radiolusent tanpa corakan bronkovaskuler di lateral/seluruh hemithorax, gambaran paru yang kolaps ke arah hilus, efek dorongan kontralateral, pelebaran sela iga
k = Pneumothorax

d = gambaran paru kanan menjadi hiperlucent tanpa corakan bronkovaskuler, paru kolaps ke arah hilus, jantung terdesak ke sisi paru kontralateral, sela iga melebar, diafragma letak rendah
k = pneumothorax kanan

4. TB paru dengan AIDS
gambaran jd tidak spesifik, fokus infeksi bisa dimana saja,tidak harus di apex/lobus superior, fokus infeksi bisa di lobus media/inferior

5. Bronkitis akut & kronis
Foto Thorax PA
d = CTR < 50%,tampak corakan bronkovaskular meningkat di kedua lapang paru (1/3 lateral lapangan paru corakannya besar2)
k = bronkitis akut

Foto thorax PA
d = tampak corakan brokovaskular meningkat di basal kedua lapang paru, gambaran paru menjadi hiperlusent (lebih hitam), diafragma letak rendah, jantung teardrop
k = bronkitis kronis

Foto thorax PA
6. Emphysema
d = gambaran paru menjadi hiperlusent, diafragma letak rendah, jantung teardrop
k = emphysema

7. Asma bronkiale
bisa gambaran bronkitis kronis/emfisema. Merupakan penyakit yang berdiri sendiri dengan patologi penyakit alergi
bronkitis asmatis=bronkitis yg disertai wheezing/gejala asma saat terkena infeksi bronkus
d = gambaran paru hiperlusen, diafragma menurun
k = paru emfisematus

8. Bronkiolitis
sesak, asidosis, tingkat kematian tinggi pada anak2
Thorax PA
d = tampak bercak kesuraman tersebar halus (berupa eksudat) merata di seluruh lapang pandang paru kanan&kiri, CTR < 50%
k = alveolitis/bronkiolitis
(termasuk golongan penyakit Pneumonia)

9. Pneumonia aspirasi
biasa pada bayi sering tersedak saat makan& bisa pada aspirasi mekoneum/amnion
pada pasien dewasa=post trauma, hilang kesadaran, tenggelam, stroke
foto thorax AP
d = tampak bercak kasar di lobus superior kanan
k=pneumonia aspirasi

10. Pneumonia
Bronchopneumonia = bercak kesuraman difus/bercak eksudat tidak teratur/acak2an
Foto Thorax PA
d = bercak kesuraman di basal paru kanan/parakardial kanan, CTR < 50%
k = bronkopneumonia kanan

Foto Thorax PA
d = bercak kesuraman basal paru kanan&kiri, CTR < 50%
k = bronkopneumonia duplex
Pneumonia lobaris
konsolidasi yg cepat di satu lobus/segmen paru, biasa krn Pneumococcus

Foto Thorax PA
d = CTR< 50%, tampak bercak eksudat di lobus medial&inferior hemithorax kanan dengan batas jelas di fissura minor
k = pneumonia lobaris kanan

Stafilococcus = pembentukan kavitas-kavitas
d = tampak bercak kesuraman di basal paru kanan disertai cavitas-cavitas berdinding tipis, dengan/tanpa air fluid level
k = pneumonia stafilokokus kanan

cavitas = dinding tipis, bisa disertai air fluid level
caverne = dinding tebal, proses spesifik aktif
residual cyst = dinding tipis, proses spesifik inaktif
eksudat = serbukan sel radang yg dibentuk oleh kuman nonspesifik di basal/medial paru
infiltrat = serbukan sel radang yang dibentuk oleh kuman spesifik di apex/lobus superior
transudat = cairan hasil transudasi/keluarnya cairan dari intra ke ekstra tanpa sel

d = tampak perselubungan homogen di Lobus inferior dan lobus medial hemithorax kanan, tampak bercak kesuraman di parahiller kanan, CTR<50%
kesan = pleuropneumonia
pleuropneumonia = bronchopneumonia + efusi pleura

11. Bronkiektasis
corakan bronkovaskuler meningkat dan kasar, paru emfisematus, tampak gambaran honeycomb di basal, disertai bercak kesuraman disekitarnya, kadang ada airfluid level di dlm rongga/kavitas

d = tampak gambaran honeycombs di lobus superior hemithorax kiri, CTR<50%, tampak jaringan fibrotik, diafragma letak rendah
k = bronkiektasis kiri

12. Atelektasis
bayangan suram homogen, kesuraman densitas tinggi, efek tarikan (mediastinum, diafragma, fisura paru) ke arah atelektasis, sela iga menyempit
d = tampak perselubungan homogen hampir diseluruh hemithorax kanan, trakea tertarik ke kanan, jantung tertarik ke kanan, sela iga menyempit, diafragma tertarik ke atas
k = atelektasis

13. Abses paru
kavitas dinding tebal, batas tidak teratur, air fluid level di dlmnya, bercak eksudat di sekelilingnya


Radiologi Kardiovaskuler - dr. Kristanto

Jenis Foto
Harus Thorax PA
Lateral utk menentukan lokasi kelainan
CT Scan

Pembacaan foto
1. Bentuk&ukuran jantung CTR = CardioThoracicRatio, membandingkan lebar jantung terlebar dg thorax terlebar
CTR normal < 50%
CTR prominen = 50%
CTR > 50% kardiomegali

2. Situs
berada di hemithorax kiri
basis di kanan, apex di kiri
dextrocardia = kebalikannya

3. Batas jantung
kanan = atrium kanan, aorta ascenden, v. Cava superior
kiri = arkus aorta, pinggang jantung konkaf (tonjolan a. Pulmonalis), apeks jantung = ventrikel kiri

4. A. Pulmonalis&corakan bronkovaskuler
vena pulmonalis dpt melebar pada kongesti = kumis terbalik
arteri Pulmonalis = dpt melebar pada kongesti (koma terbalik)

5. Pembesaran jantung
- pericardial efusi = menyeluruh/jantung kendi

- pembesaran lokal
Foto Thorax PA
1. Buat garis horizontal rongga thorax
2. Buat garis linea mediana
3. Bagi menjadi 3 bagian

Foto Thorax Lateral
- buat garis antara basis jantung - daerah tertinggi jantung
- bagi menjadi 3 bagian

segitiga Holtzneck = ruang di mediastinum posterior, memberi gambaran radiolusent yg dibatasi oleh aorta desenden dg columna vertebralis

atrium kanan = bentuk setengah bulatan, melebihi 1/3 diafragma atau 1/3 medial hemithorax kanan
atrium kiri = pinggang jantung mendatar/mencembung
ventrikel kanan = melebihi 2/3 medial hemithorax kiri,apex terangkat ke atas, menempel ke sternum / > 1/3 lateral
ventrikel kiri = melebihi 2/3 medial hemithorax kanan&apex tertanam, segitiga Holtznecht mengecil

Kasus
1. Essential Hipertensi&Secondary
Hipertensi = LVH

2. Heart Failure
decomp kiri = pembesaran jantung kiri, bendungan v. Pulmonalis (kumis terbalik), bendungan a. Pulmonalis (koma terbalik)

Cardiomyopathy -> akibat hipertensi lama, jantung kiri melemah

Cardiomyopathy -> Penyakit jantung koroner -> obstruksi a. Coronaria -> MCI -> decomp

Cardiomyopathy
1. LVH et causa hipertensi -> kongesti ventrikel -> kongesti vena pulmonalis = kumis terbalik/inverted Moustache -> kongesti arteri pulmonalis = koma terbalik/inverted coma
- terjadi transudasi dari pembuluh darah ke jaringan parenkim paru -> tekanan hidrostatik meningkat -> edema paru/interstitial
- terjadi transudasi ke cavum pleura = efusi pleura transudat

2. LVH et causa Renal failure
hipoalbuminemia -> transudasi cairan ke jaringan alveolus/edema alveolar = Bercak Batwing (simetris kanan&kiri) ''Uremic Lung''
tidak terjadi kongesti vena pulmonalis&arteri pulmonalis/tidak ada kumis terbalik, tidak ada koma terbalik

3. DHF
Peningkatan permeabelitas pembuluh darah -> kapiler bocor/lebih mudah dilewati cairan -> transudasi -> udema interstitial, tapi hanya pada paru kanan, krn lebih banyak vaskularisasinya drpd kiri, namun yg lebih mencolok adalah proses terjadinya efusi pleura yang lebih dominan drpd kongesti vena-arteri pulmonal

4. Kelainan mitral
secara rontgen tdk dpt dibedakan et causa MS/MR -> perlu echo
MR -> LVH -> Kongesti -> LAH = pinggang jantung mendatar/mencembung -> kongesti vena Pulmonal = kumis terbalik -> kongesti arteri pulmonal = koma terbalik
MS -> LAH = pinggang jantung mendatar/mencembung -> kongesti vena pulmonalis = kumis terbalik -> kongesti arteri pulmonalis = koma terbalik

3. Edema Paru interstitial
ada kumis terbalik/kongesti vena, ada koma terbalik/kongesti arteri, + bercak kesuraman di lapangan paru
= tanda decomp cordis
kalau belum ada edema paru interstitial tapi ada kumis terbalik, ada koma terbalik

f = Thorax PA
d = CTR> 50%, batas jantung kiri > 2/3 hemithorax kiri,tampak bercak kesuraman di hemithorax kanan&kiri membentuk gambaran batwings
k = uremic lung

f = thorax PA
d = CTR > 50%, batas kiri jantung > 2/3 hemithorax kiri, pinggang jantung menghilang, bersak kesuraman di basal paru, gambaran kumis terbalik, koma terbalik
k = decomp kiri et causa kelainan katup mitral

f = thorax PA
d = CTR> 50%, batas jantung kiri > 2/3 hemithorax kiri, Apex tertanam, bercak kesuraman di basal paru
k = decomp kiri et causa kardiomiopati

f = thorax PA
d = CTR> 50%, batas jantung kiri > 2/3 hemithorax kiri, gambaran kumis terbalik, koma terbalik
k = impending decomp

Radiologi Mata THT Gigi

Jenis foto
Orbita
Waters -> sinus2
Schuller
Eisller -> mandibula
Panoramic -> gigi geligi
CT scan

Pembacaan
Struktur tulang
Waters
1. Kavum nasi
2. Concha
3. Sinus-sinus

Schuller = mastoid air cell utk mastoiditis
Schuller = os cervical/gigi geligi tdk jd konsen foto
lateral = os cervical/gigi geligi termasuk

Eissler utk fraktur mandibula
Panoramic = gigi geligi (ga keluar)

Kasus
Sinusitis
Mastoiditis
1. Mastoiditis akut =
f = Schuller
d = perselubungan sebagian pd mastoid aircell kanan/dg pneumatisasi
k = mastoiditis akut

2. Mastoiditis kronis =
f = Schuller
d = perselubungan homogen pd seluruh mastoid air cell kanan dengan sklerotik (dengan/tanpa kolesteatom)
k = mastoiditis kronis kanan (dg/tanpa kolesteatom)

Adenoid Hipertrofi
f = lateral
d = massa densitas jaringan lunak/intermediate
k = adenoid hipertrofi

Fraktur Mandibula/Orbita/Os. Nasal

f = Eislerr kanan
d = tampak diskontinuitas pada (mentum/korpus/angulus/prosesus) mandibula kanan
k = fraktur mandibula kanan

SPN - dr. Revalita

normal = lusent, dinding sebagai pembatas

I. AP = orbita = Caldwell
orbita = bisa melihat fraktur cranium& os. Orbita

II. Waters
bisa melihat ruang2 ke 4 sinus
concha nasalis&septum = lebih jelas dg pemeriksaan fisik
mulut mendongak -> sinus spenoid dpt terlihat/terbuka

sinus2
1. Sinus frontal
2. Sinus maxillaris
3. Sinus ethmoid
4. Sinus sphenoid

III. True Lateral
mencari sella tursica, diatas sella tursica ada os. Sphenoid

sinusitis
1. Dinding sinus menebal/penebalan mukosa
2. Airfluid level
3. Perselubungan seluruh sinus

paling sering sinusitis menyerang sinus Maxillaris, krn paling besar, bentuk seperti kantung baju dengan muara sempit
pansinusitis bila sinus yg terkena > 2 sinus

f = waters
d = terdapat penebalan dinding mukosa pd sinus maxillaris kanan. Terdapat gambaran airfluid level pd sinus maxillaris kiri
k = sinusitis maxillaris duplex

f = waters
d = terdpt penebalan dinding mukosa pd sinus maxilaris kanan
k = sinusitis maxilla kanan

utk menilai perselubungan sinus maxillaris, bandingkan dengan densitas orbitanya, bila masih = orbita, berarti msh normal

f = waters
d = penebalan dinding mukosa pd sinus maxillaris kanan, sinus frontalis kiri kecil
k = sinus frontalis kanan rudimenter dg sinusitis maxillaris kanan

concha hipertrofi = perselubungan homogen di concha

f = waters
d = Terdpt pembesaran concha cavum nasi kanan
k = concha hipertrofi kanan

f = waters
d = tampak perselubungan densitas jaringan lunak dg batas tdk jelas
k = suspect keganasan

f = Caldwell
d = sunray apperance di os. Cranium parietal kanan
k = osteosarkoma

Radiologi SSP

Jenis foto
1. Cranium = PA & lateral
2. Kolumna vertebralis = AP, lateral, oblique (utk foramen intervertebralis)
3. Mielografi. Pungsi lumbal L3-L4 (ga keluar ujian)
4. CT scan&mielografi bs digabung pemeriksaannya

Kranium
1. Struktur tulang. Diskontinuitas (linear, impresi, diastasis/pelebaran sutura)
2. Kalsifikasi. Fisiologis = falx cerebri menebal, patologis = toxoplasma di cortex cerebri
3. Vaskular marking = pada dewasa, digital marking = pada anak2

Columna vertebralis
1. Allignment. Normal = baik, spondilolistesis = manju columna vertebralisnya


2. Struktur tulang. Normal sejajar, bila ada spur = mengarahnya ke sendi
3. Sela intervertebral
4. Jaringan lunak. Pseudofusiform = abses

CT scan cranium. Lokasi lobus2nya di sebut
1. Cerebellum/hemisphere
2. Cerebellum
3. Sistem ventrikel
4. Cysterna
5. Pons
6. Gyrii&sulci
gyrus yg keluar, sulcus yg masuk
7. Duramater&ruang arachnoid

lapisan2 dari superfisial ke profundus
1. Subkutan
2. Tulang
3. Epidural
4. Duramater
5. Subdural
6. Arachnoid
7. Subarachnoid
8. Piamater

kasus
1. TIA
2. infark cerebri
3. hemoraghic intracerebral
4. hemoraghic subarachnoid
5. hematoma subdural/epidural
6. hidrocephalus
7. tumor primer/sekunder
8. HNP
9. abses cerebri



Sistem Reproduksi - Endokrin (dr. Cecil)

Jenis foto
1. HSG
indikasi = infertilitas
waktu optinum = 9-10 post menstruasi atau tdk haid
utk hindari kemungkinan hamil&ekstravasasi kontras ke PD yg terbuka refluks (perdarahan)
kontraindikasi = perdarahan, kehamilan, infeksi di genitalia
Foto 2x (sblm ada spill, stlh ada spill -> tumpahan kontras ke cavum abdomen)

Yang dibaca
1. Cavum uterii
2. Tuba falopii
3. Spill

Memasukan kontras melalui canalis servicis sampai kavum uteri-tuba fallopii, ada efek terapi kalau ada sumbatan -> spill (-), dengan kontras dapat membuka sumbatan

2. Sella tursika
proyeksi harus True Lateral
Ukuran/bentuk normal = 1x1
Struktur tulang
- menilai ada/tdknya erosi dorsum sela = dinding kasar
- menilai ada/tdknya destruksi prosesus clinoideus

3. USG
Uterus
Ovarium
Thyroid
Pancreas
Testis
Mammae = menggunakan transducer ke 4 area mammae.
Hiperechoic
Anechoic = hitam/cairan
Hipoechoic
USG abdomen reproduksi, vesica urinaria harus penuh

4. Mammografi
posisi foto = cranio-caudal&oblique. Jaringan ditekan 4-5 cm agar Scatter&blurring hilang

5. CT-scan

Kasus
1. Infertilitas

Foto HSG
d = kontras mengisi ke kavum uteri & kedua tuba, spill (+) di 2 tuba
k = tuba paten bilateral

Foto HSG
d = kontras mengisi cavum uteri, tuba kanan&kiri, spill (+) di tuba kanan, pembesaran tuba kiri, spill (-) di tuba kiri
k = hidrosalpinx tuba kiri non paten, tuba kanan paten

foto HSG
d = kontras mengisi cavum uteri&tuba kanan kiri, pembesaran di tuba kanan kiri, spill (-) kanan kiri
k = tuba non paten bilateral, hidrosalpinx bilateral

foto HSG
d = kontras mengisi cavum uteri, tuba kanan kiri, spill (+) di tuba kanan kiri
k = kelainan kongenital uterus bicornu dg tuba paten bilateral

foto HSG
d = kontras mengisi cavum uteri dg filling defect di fundus uteri, kontras mengisi kedua tuba
k = massa fundus uteri

2. FAM
Mammografi = hiperdens, berbatas rata tegas, terdapat Halo, bercak kalsifikasi kasar
USG = hipoechoic homogen, batas tegas rata, lateral echoic shadow, posterior enchancement

Ca Mammae
Mammografi
- primer = massa hiperdens dg batas stellata/komet, ada mikrokalsifikasi
- sekunder = retraksi kulit / papilla kepadatan asimetris. Pembesaran kelenjar limfe axiler, tidak terdapat Halo

USG = massa berbatas ireguler, massa echo heterogen, dengan Posterior Acoustic Shadow

3. Kista mammae
Mammografi = hiperdens rata berbatas tegas
USG = anechoic, lateral echoic shadow, posterior enhancement

Abses mammae
Mammografi = hiperdens, batas tebal tidak rata, tidak berbatas tegas
USG = hipoechoic dg debris, dinding tebal tidak begitu rata, lateral echoic shadow, posterior enchancement

4. Goiter/struma
5. Thyroid Cyst
6. Mioma uteri
7. Kista ovarium
8. Hidrokel testis
9. Epididimitis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.