Selasa, 22 Desember 2009

Apa itu Sindroma Metabolik?

Penulis : Ikarowina Tarigan
TAHUKAH Anda apa itu sindroma metabolik? Sindrom ini banyak dialami orang tanpa sadar. Sindrom ini bukanlah suatu penyakit. Tetapi sindroma metabolik merupakan sekumpulan faktor risiko kardiovaskular yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mangalami kelainan jantung, stroke dan biabetes.

Menurut dr. Arieska Ann Soenarta dari Cardio Vaskular Center Harapan Kita, berikut merupakan faktor-faktor risiko sindroma metabolik:



Lingkar pinggang laki-laki: ≥ 90 cm, perempuan≥ 80 cm
Tekanan darah ≥ 130/80 mgHg
Trigliserida > 150 mg/dl; atau dalam pengobatan untuk hipertrigliseridemia
Kadar HDL- (high density lipoprotein-cholesterol) Laki-laki: < 50 mg/dl, Perempuan: < 40 mg/dl atau dalam pengobatan untuk HDLC yang rendah
Hipertensi: > 130/85 mmHg, atau dalam pengobatan hipertensi
Kadar gula darah puasa ≥ 110 mg/dl atau dalam pemakaian obat-obatan penurun gula darah.

“Seseorang dikatakan menderita sindroma metabolik bila mengalami 3 atau lebih gejala di atas,� terang Arieska dalam seminar beberapa waktu lalu di Jakarta.

Sindrom ini, terang Arieska, bisa dialami oleh orang-orang yang mengalami obesitas di daerah perut (ditandai dengan meningkatnya lemak di daerah perut/ pinggang), orang-orang dengan diabetes melitus atau mempunyai sejarah diabetes mellitus dalam keluarga dan orang-orang dengan rasio HDL > 3.

Gejala-gejala sindroma metabolik

Menurut Arieska, seringkali tidak ada gejala-gejala yang jelas.�Tetapi bila ada tanda-tanda seperti yang disebutkan di atas maka sebaiknya pergi ke dokter untuk mendapatkan pengarahan,� terang dia. Pengarahan ini, lanjut dia, sangat penting untuk menghindari kelainan jantung, stroke dan diabetes melitus.

Penyebab sindroma metabolik

Menurut American Heart Association and the National Heart, Lung, and Blood Institute, seperti yang dikutip oleh webmd.com, berikut merupakan beberapa penyebab sindroma metabolik:

Resistensi insulin. Insulin merupakan hormon yang membantu tubuh menggunakan glukosa, gula sederhana yang diolah dari makanan, untuk digunakan sebagai energi. Pada orang yang mengalami resisitensi insulin, insulin tidak bekerja dengan baik. Akibatnya, kadar glukosa semakin meningkat. Hal ini bisa memicu terjadinya diabetes. Resistensi insulin ini, sangat berkaitan dengan kelebihan berat di daerah perut.

Obesitas, khususnya di daerah perut. Menurut para ahli, sindroma metabolik akan meningkat seiring dengan peningkatan obesitas. Selain itu, memiliki lemak ekstra di perut, bisa meningkatkan risiko Anda mengalami sindroma metabolik.

Gaya hidup yang tidak sehat. Mengkonsumsi diet tinggi lemak disertai dengan kurangnya aktivitas fisik berperan penting dalam menimbulkan sindroma metabolik.

Ketidakseimbangan hormon. Hormon juga ikut berperan. Polycystic ovary syndrome (PCOS) misalnya, suatu kondisi yang mempengaruhi kesuburan, berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon dan sindroma metabolik.

Jika Anda telah terdiagnosa dengan sindroma metabolik atau merasa mengalami 3 atau lebih faktor risiko yang telah disebutkan di atas, sebaiknya mulai berhati-hati. Jadikanlah itu sebagai keadaan yang memacu Anda untuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih sehat. Mulailah memperbaiki kesehatan dengan melakukan perubahan gaya hidup yang sederhana.

Menurut Arieska, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah dan menormalisasi faktor-faktor risiko sindroma metabolik:

Olahraga dan penurunan berat badan yang berlebihan dapat mengurangi dan mencegah komplikasi yang disebabkan oleh sindroma metabolik
Menurunkan berat badan kurang lebih 5-10% berat badan dapat memperbaiki kemampuan tubuh untuk mengurangi resisitensi insulin
Jalan cepat kurang lebih 30 menit sehari dapat menurunkan berat badan, tekanan darah, kadar kolesterol, dan kemungkinan terjadinya diabetes melitus.
Pola makan yang sehat. Makanlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti roti gandum, beras merah, hindari kue-kue, tingkatkan makanan berserat, buah-buahan dan sayuran, kurangi daging, dan gunakan minyak sehat seperti minyak jagung, zaitun dan kacang-kacangan.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/03/03/998/2/Apa_itu_Sindroma_Metabolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.