Penulis : Ikarowina Tarigan
PENANGANAN penyakit diabetes tidak hanya meliputi pengendalian gula darah. Yang juga penting untuk dilakukan adalah pengendalian komplikasi dan regulasi gula darah.
"Kadang-kadang penderita sering lupa, yang diurus gula darah saja dan lupa meminta dokter untuk mendeteksi komplikasi," ujar spesialis penyakit dalam dr Dante Saksono dalam seminar bertajuk Hidup Berkualitas dengan Diabetes di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Diabetes, terang Dante, merupakan gangguan metabolisme gula. Dalam tubuh penderita diabetes, gula yang telah dicerna tidak bisa diserap sel-sel tubuh sehingga terjadi penumpukan gula dalam darah dan kekurangan gula di dalam sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh yang kekurangan gula akan kekurangan kalori untuk metabolisme sehingga lama-kelamaan rusak. Kerusakan sel dalam jumlah besar dalam satu organ tubuh seperti ginjal, jantung maupun saraf menyebabkan terjadinya komplikasi.
Deteksi dini terhadap komplikasi bisa dilakukan dengan mengenali faktor gejala tambahan. Misalnya, kesemutan bisa jadi merupakan gejala komplikasi saraf, gatal-gatal mengindikasikan komplikasi gangguan ketahanan kulit serta penglihatan kabur sebagai indikasi komplikasi mata bisa mengakibatkan kebutaan.
"Gejala peningkatan kadar gula darah hanya tiga. Yaitu sering lapar, haus dan buang air kecil. Bila timbul gejala lainnya artinya sudah menunjukkan adanya komplikasi," terang Dante.
Sebagai upaya mendeteksi dini komplikasi tersebut, Dante menganjurkan agar pengidap diabetes rutin mengukur tekanan darahnya, melakukan pengukuran kadar kolesterol minimal enam bulan sekali, memeriksa komplikasi kaki minimal setahun sekali, dan memeriksa kondisi jantung serta gigi secara rutin.
Menurut Dante, komplikasi yang paling sering terjadi adalah penyakit jantung. Hal itu karena komplikasi tersebut kerap tidak mempunyai gejala awal yang jelas sehingga tidak terdeteksi dan berujung pada gagal jantung.
"Tujuan deteksi dini adalah untuk mencegah progresitivitas sehingga tidak bertambah parah. Kalau komplikasi sudah parah, sulit untuk bisa disembuhkan lagi," kata Dante.
Secara umum, terang Dante, ada empat pilar pengobatan diabetes. Penyandang harus merencanakan pola makan dengan jadwal, jumlah dan jenis yang disesuaikan. Penyandang diabetes, terang Dante, bisa mengonsumsi jenis makanan apa saja asalkan dalam jumlah yang disesuaikan dengan berat ideal tubuh serta dengan jadwal teratur.
Di samping pola makan, aktivitas fisik secara terus-menerus juga akan membantu. Selain itu, konsumsi obat. Hal itu sangat penting karena berperan dalam mencegah komplikasi dan penurunan gula darah. Yang keempat adalah edukasi. Pengidap diabetes harus aktif mencari informasi tentang diabetes. Bila keempat faktor itu dijalankan, kadar gula darah dan komplikasi bisa terkontrol.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/04/04/1048/2/_Deteksi_Dini_Komplikasi_Diabetes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.