Senin, 28 Desember 2009

Asap Rokok Ancam Kesehatan Anak

JAKARTA Pernah berfikir bahwa sekali asap rokok bebas ke udara, maka tak ada lagi bahaya? Enyahkan anggapan itu mulai dari sekarang karena terbukti zat-zat berbahaya yang lepas ke udara akan menempel ke baju, rambut maupun anggota tubuh lainnya. Zat-zat berbahaya inilah yang kemudian menjadi pencetus batuk kronik pada anak.

Zat-zat berbahaya tersebut antara karbon monoksida (co) yang terdapat pada lapisan kertas rokok dan merupakan pencetus gangguan pernafasan. Hipereaktivitas atau sensitif yang berlebih pada anak diduga akibat zat berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran rokok dan terbawa oleh ayah atau anggota keluarga yang merokok.

"Dampak negatif rokok tidak hanya pada saat rokok itu dibakar, tapi juga partikel berbahaya yang menempel pada ayah dan dibawa pulang kerumah," ungkap Menaldi Rasmin, pemerhati masalah rokok dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saat ditemui Republika Online.

Menaldi memaparkan zat berbahaya yang lepas di udara tidak serta merta menghilang. Zat kimia tersebut akan tetap bertebaran di udara dalam waktu yang relatif lama. Seperti yang dijelaskan Menaldi pajanan yang cukup lama dengan zat berbahaya dari pembakaran rokok bisa menjadi pencetus batuk yang lama pada anak.

Kondisi tersebut dijelaskan Menaldi karena sistem pernafasan pada anak sangat sensitif terhadap partikel kecil. Dari data yang diperolehnya 50% anak yang sering batuk disebabkan oleh pajanan rokok ayah atau keluarganya.

Terapi yang paling tepat bagi anak penderita batuk kronis adalah menjauhkannya agar tak terpapar dengan bahan-bahan berbahaya tersebut. Salah satunya tentu dengan tidak mendekatkan anak dengan perokok.

"Berhenti merokok sangat membantu anak terhindar dari batuk yang berkepanjangan. Kemungkinannya mencapai 67 persen," imbuh Menaldi.

Gejala Hipereaktifitas atau hipersensitifitas pada anak antara lain lebih cepat batuk meski tidak pada kondisi terinfeksi atau daya tahan tubuhnya lemah. Batuk yang dialami pun relatif lama dan tidak berdahak.

Meski setiap anak memiliki kecenderungan sensitif terhadap asap rokok, anak yang terlahir dari ibu perokok memiliki resiko lebih tinggi hingga 50 persen dari ibu yang tidak merokok.

Selain batuk yang lama asap rokok juga bisa menyebabkan anak menjadi lebih cepat merasa letih dan pasif. Kondisi ini disebabkan kacaunya sistem pernafasan sehingga asupan oksigen ke otak berkurang. Kurangnya oksigen dalam tubuh menyebabkan metabolisme tubuh anak terganggu dengan begitu energi anak juga berkurang.

"Meski banyak cara menguatkan daya tahan tubuh anak namun cara yang paling baik adalah dengan tidak merokok dan menjauhkan anak dari asap maupun zat berbahaya dari rokok," pungkas Menaldi./cr1/itz

http://republika.co.id/berita/35245/Asap_Rokok_Ancam_Kesehatan_Anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.