Selasa, 22 Desember 2009

Daging Bikin Otak Cling

TEMPO Interaktif, Bagi Ibu Neneh, makanan bergizi adalah prioritas. Perempuan berusia 50-an tahun itu sesering mungkin memasak menu daging untuk ketiga anaknya, baik itu daging merah, seperti sapi, maupun daging putih, seperti ikan. Neneh berharap asupan gizi yang baik bakal menunjang anaknya berprestasi. "Paling tidak mereka sehat," ujar warga Jakarta Timur ini.

Upaya guru taman kanak-kanak ini tidak meleset. Ketiga anaknya kini mendulang sukses. Anak keduanya, Mira Mariana, 25 tahun, meraih ranking pertama dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Mira juga berhasil kuliah di Universitas Indonesia lewat jalur penelusuran minat dan kemampuan. "Sekarang sudah kerja di pemerintahan," Neneh menjelaskan.

Gizi yang mumpuni memang diperlukan untuk mendongkrak kinerja otak. Sayangnya, hal itu sulit terwujud di negeri ini. Data Departemen Kesehatan pada 2007 menunjukkan bahwa dari 11 zat gizi mikro, baru vitamin C yang telah terpenuhi. Sedangkan sepuluh sisanya masih defisit, termasuk zat besi. Padahal, menurut konsultan gizi dari Institut Pertanian Bogor, Sarah Fauzia S. Puspita, kecerdasan pada orang yang kekurangan zat besi bisa terpengaruh.

Ia mengatakan zat besi bisa melancarkan aliran listrik di dalam otak. Zat itu bekerja sama dengan omega 3 dan vitamin B12. "Jadi tidak cuma DHA. Vitamin B12 dan zat besi juga penting buat otak," tutur Sarah seusai jumpa media Meat & Livestock bertajuk "Let's Beef Up Your Kids with Australian Beef Meat" di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut Sarah, sumber terkaya zat besi ada pada daging sapi. Nah, untuk menghapus kekurangan zat gizi mikro itu, Sarah menganjurkan untuk mengkonsumsi 122 gram daging sapi per hari. Itu setara dengan seseorang mengkonsumsi 7,9 kilogram ikan. Selain itu, daging sapi mengandung seng, selenium, vitamin grup B, vitamin D, serta asam lemak omega 3 dan protein.

Sayangnya, tingkat konsumsi daging sapi di masyarakat masih sangat rendah. Studi anyar di Jabodetabek menunjukkan bahwa cuma dua dari sepuluh anak yang mengkonsumsi daging sapi sesuai dengan anjuran. Artinya, sebagian besar anak makan daging sapi kurang dari 3-4 kali dalam sepekan. Studi Radani Public Relations dan produsen daging Australia Meat & Livestock Australia ini melibatkan 445 murid sekolah dasar.

Studi tadi berbanding lurus dengan estimasi data 2008 Wahana Agrobisnis Peternakan Indonesia (Wamapi). Data dari Wamapi menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cuma 1,7 kilogram per tahun per kapita. Itu masih jauh dari standar Badan Pangan Dunia (FAO) 2008, yang mencanangkan jumlah konsumsi sebesar 33 kilogram per tahun per kapita. "Ini disebabkan oleh faktor ekonomi," ujar Wakil Direktur Advokasi Wamapi Drh Iwan Berri Prima di Jakarta kemarin.

Memang tidak semua orang juga bebas melahap daging merah. "Ada pengecualian," ujar Sarah. Orang lanjut usia, misalnya, justru harus mengurangi asupan daging merah. Baiknya, takaran untuk mereka adalah sekali dalam satu pekan saja. Itu mengingat pencernaan mereka sudah berat dan semakin aus. "Cukup 100 gram per minggu," Sarah menjelaskan.

Jika mau mengganti daging sapi, Sarah punya solusi, meski orang harus kerepotan mencukupi kandungan zat gizi di daging sapi. Misalnya zat besi diganti dengan sayuran hijau, kandungan omega 3 diganti dengan ikan-ikanan, vitamin B12 diganti dengan tempe, selenium dengan tomat, serta protein bisa diganti dengan daging merah lainnya.
Yang pasti, untuk membuat otak cling, jangan sembarang memilih daging. Untuk memilih daging sapi, Sarah punya tiga cara. Pertama, kalau ditekan, daging sapi segar akan kembali ke bentuk semula. "Kenyal," katanya.

Kedua, warna dagingnya harus merah-keunguan atau merah ceri. Saat dipegang pakai tisu, tidak ada bercak merahnya. Sebab, sekarang banyak daging sapi yang diberi rhodamin B atau pewarna merah dari bahan kimia. Lalu ketiga, untuk menghindari daging sapi gelonggongan, sebaiknya pilih yang digantung. "Kalau banyak air yang menetes, itu artinya daging gelonggongan."


Gizi Penting dalam Daging Sapi

1. Zat Besi
- Daging merah (sapi) adalah sumber terkaya zat besi.
- Zat besi pada daging lebih mudah diserap tubuh ketimbang zat besi pada sayuran atau makanan olahan, seperti sereal.
- Zat besi penting untuk pengangkutan oksigen, produksi energi, dan perkembangan otak.
2. Seng dan Selenium
- Daging merah juga menjadi sumber seng yang baik.
- Kebutuhan seng 50 persen lebih tinggi bagi individu yang tidak makan daging sama sekali.
- Seng dan selenium penting untuk sistem imunitas, pertumbuhan, serta penyembuhan luka.
3. Vitamin Grup B
- Daging merah mengandung vitamin grup B, termasuk riboflavin, niacin, pantothenic acid, vitamin B6, dan vitamin B12.
- Vitamin B12 tidak ditemukan dalam makanan dari tumbuh-tumbuhan.
- Kekurangan vitamin B12 merugikan fungsi neurologi, termasuk daya ingat dan konsentrasi.
4. Vitamin D
- Studi di Inggris menunjukkan bahwa daging merah mengandung vitamin D.
- Vitamin D penting bagi kesehatan tulang.
5. Asam Lemak Omega 3
- Daging merah adalah sumber alami omega 3.
- Omega 3 penting untuk sistem saraf dan kesehatan jantung.
- Daging merah relatif rendah lemak jenuh dan lemak trans.
6. Protein
- Daging merah mengandung protein yang tinggi.
- Sebanyak 100 gram daging merah mentah mengandung sekitar 20-25 gram protein.
- Fungsi protein adalah membangun kembali sel-sel yang rusak dalam tubuh.
- Protein juga membentuk zat-zat pengatur, seperti enzim dan hormon.

HERU TRIYONO
http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2009/12/14/brk,20091214-213607,id.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.