Selasa, 22 Desember 2009

Indonesia masih Kurang Spesialis Anak

Penulis : Ikarowina Tarigan
ANGKA kematian bayi (infant mortality rate/IMR) dan angka kematian ibu (maternal mortality rate/MMR) di Indonesia masih tergolong tinggi. Hal ini turut disebabkan oleh rendahnya pendidikan kesehatan dan kurangnya jumlah spesialis kesehatan anak.

"Angka kematian anak sudah mulai turun tetapi masih jauh lebih tinggi dibandingkan angka kematian anak di Singapura, Malaysia, Thailand bahkan Vietnam," ujar Konsultan Kardiologi Anak dari Fakultas Kedokteran Indonesia Sudigdo Sastroasmoro di sela-sela acara Youth Investigator Meeting di Bali, Kamis (3/12).

Berdasarkan data yang disampaikan Sudigdo, angka IMR pada 2003 sebanyak 35 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah ini hanya turun 1 angka pada 2007, menjadi 34. Di sisi lain, lanjut dia, angka MMR tetap tinggi."Angka kematian terkait persalinan tinggi dan tidak turun-turun," ujarnya.

Angka MMR sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup pada 1998 hanya turun sedikit menjadi 228 pada 2007.

Hal ini, menurut Sudigdo, disebabkan oleh ketidakseimbangan antara banyaknya pasien dengan jumlah spesialis anak yang bisa memberikan pelayanan.

Jumlah total 240 spesialis anak yang ada di Indonesia, tegas dia, sangat jauh dari jumlah ideal 1:200."Tiap 200 anak semestinya ada 1 spesialis anak." (OL-5)
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/12/12/1899/2/Indonesia_masih_Kurang_Spesialis_Anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.