Selasa, 22 Desember 2009

Setiap Hari 240 Orang Meninggal akibat Tuberkulosis

Penulis : Eni Kartinah
SEJAK dua bulan lalu, Ujang, 45, mendapat 'tugas' baru. Lelaki warga Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, yang mengelola bengkel motor, itu setiap pagi harus memastikan salah satu pekerjanya, Maryono, 21, menelan butir-butir obat antituberkulosis (OAT).

Menurut Ujang, Maryono yang tinggal bersamanya dinyatakan menderita Tb setelah menjalani pemeriksaan di sebuah klinik penyakit paru, Klinik Persatuan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Baladewa, tidak jauh dari rumahnya.Sebagai orang terdekat Maryono, Ujang berperan sebagai pengawas menelan obat (PMO).

''Sebagai PMO saya wajib memastikan Maryono minum obatnya setiap pagi sebelum sarapan. Saya juga mengingatkan jadwal mengambil obat dan periksa ulang,'' jelas Ujang yang ditemui Media Indonesia, Sabtu (22/3).

Itulah gambaran tugas Ujang sebagai seorang PMO. Keberadaan PMO merupakan bagian dari strategi Directly Observed Treatment, Shortcourse Chemotherapy (DOTS), yakni sebuah strategi yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengobati penyakit tuberkulosis (Tb).

Tb merupakan salah satu penyakit yang menjadi perhatian WHO. Hal itu tak lepas dari banyaknya penderita Tb di dunia dan tingginya angka kematian yang diakibatkan, serta sifatnya yang menular.Berbagai program penanggulangan Tb sejak lama telah digencarkan, termasuk penetapan pada 24 Maret sebagai Hari Tb Sedunia.

Tahun ini merupakan ke-126 kalinya Hari Tb Sedunia diperingati. Tema yang diangkat WHO adalah I'm Stopping Tb.Di Indonesia, tema tersebut diadopsi menjadi Ayo berantas tuntas Tb!. Tema tersebut untuk menggugah semua pihak agar peduli dan turut berperan dalam upaya penanggulangan Tb.

Dalam laporan WHO yang dirilis pekan lalu, pada 2006 terdapat sekitar 14 juta penduduk dunia terinfeksi Tb. Sebanyak 9,2 juta di antaranya merupakan kasus Tb baru. Keberadaan para penderita Tb tersebut tersebar di beberapa negara termasuk Indonesia. Bahkan, Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah India dan China sebagai negara dengan jumlah penderita Tb menular terbanyak di dunia.

Menurut Direktur Jenderal pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Departemen Kesehatan RI Nyoman Kandun, total jumlah penderita Tb di Indonesia saat ini diperkirakan 578.410 orang. Tb di Indonesia mengakibatkan kematian rata-rata 240 orang per hari.Mengingat banyaknya penderita Tb di Indonesia, program pemberantasan Tb sudah menjadi program nasional yang melibatkan berbagai pihak.

''Dalam penanggulangan Tb, pemerintah Indonesia menerapkan strategi DOTS yang ditetapkan WHO. Sejauh ini hasilnya cukup bagus, melebihi standar WHO,'' ujar Kandun.

Kandun menambahkan, dilihat dari parameter angka penemuan penderita (case detection rate/CDR) misalnya, Indonesia telah mencapai angka 76%. Artinya, dari total penderita Tb di Indonesia, sebanyak 76%-nya berhasil ditemukan dan diobati.Angka tersebut melebihi standar WHO yang sebesar 70%. Begitu pun pada parameter angka kesembuhan (cure rate), Indonesia yang memiliki angka kesembuhan 87%, juga melebihi standar WHO yakni 85%.

''Dalam pemberantasan Tb, upaya menemukan dan mengobati penderita menjadi salah satu kunci keberhasilan. Karena dengan menemukan dan mengobati penderita hingga sembuh berarti memberantas sumber penularan,'' ujar Kandun.

Dalam upaya memberantas Tb, di bidang kesehatan pemerintah menyediakan obat gratis bagi para penderita Tb. Fasilitas berobat Tb secara gratis dapat diperoleh masyarakat pada puskesmas, rumah sakit pemerintah, Balai Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Paru (BP4), serta sejumlah penyedia layanan kesehatan lain yang ditetapkan pemerintah.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2008/03/03/29/2/Setiap_Hari_240_Orang_Meninggal_akibat_Tuberkulosis

Kenali Amblyopia Pada Anak Sejak Dini

Penulis : Purwanti
Amblyopia lebih dikenal dengan sebutan Lazy Eye (mata malas). Mata malas atau Amblyopia adalah kondisi dimana mata mengalami penurunan penglihatan yang tidak bisa dibantu meskipun menggunakan kacamata maupun lensa kontak.


Amblyopia tidak disebabkan karena adanya kesalahan pada mata Anda. Pada kondisi ini. otak tidak tidak sepenuhnya melakukan fungsinya dalam menggambarkan objek yang dilihat oleh mata. Amblyopic hampir selalu terjadi hanya pada satu mata saja, tapi di beberapa kasus sangat jelas menunjukkan bahwa Amblyopia mempengaruhi penglihatan pada kedua belah mata. Sebagian besar penderita Amblyopia adalah anak-anak.

Penyembuhan Amblyopia sendiri banyak dilakukan pada tahun pertama ketika seseorang di diagnosis menderita Amblyopia ketika mata masih dapat berkembang dengan baik.

Dalam situs helathfreetips.com mengatakan Amblyopia adalah kondisi neurogical bawaan atau karena sebab di atas. Otak akan menghalangi mata untuk melihat objek secara jelas dan proses tersebut dapat menyebabkan penurunan permanen pada penglihatan yang tidak dapat ditolong dengan kacamata, lensa kontak atau operasi lasik sekalipun. Kebanyakan orang tua dan anak dapat secara dini mencegah kondisi ini, dengan menjaga kondisi mata dari penyakit yang sangat sulit disembuhkan.

Kedua mata harus menerima objek benda yang dilihat dengan jelas selama masa awal penglihatan (pada anak hingga usia 6 tahun). Semua hal yang menghalangi penglihatan yang jelas pada mata selama masa tersebut diakibatkan karena Amblyopia. Pada umumnya penyebab Amblyopia adalah Atrabismus konstan (bola mata turun sebelah), Anisometropia (penglihatan yang berbeda), adanya penyumbatan pada mata karena trauma dan kelopak mata yang layu.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2008/04/04/161/2/Kenali_Amblyopia_Pada_Anak_Sejak_Dini

Wanita Perokok dan Jantung Koroner

Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita yang berhenti merokok memiliki 21 persen risiko lebih kecil terkena jantung koroner paling tidak dalam waktu 5 tahun setelah ia berhenti merokok.

Risiko tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi lain, meskipun lamanya waktu bervariasi tergantung kondisi penyakitnya.

"Kerugian akibat merokok bisa berbalik, dari seorang perokok menjadi bukan perokok," kata penulis penelitian Stacey Kenfield yang melaporkan mengenai hal tesebut kemarin (7/5) di Journal of the American Medical Assosiation.

"Untuk beberapa kondisi seperti Chronic Obstructive Pulmonary (penyakit pernapasan kronis), bisa membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun, tapi ada yang lebih cepat untuk orang lain."

"Tidak pernah ada kata terlalu dini dan tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok," tambah Kenfield yang seorang peneliti di Departement of Epidemiology di Harvard, Boston.

Merokok masih menjadi penyebab kematian utama di Amerika Serikat. Tidak hanya kanker paru-paru yang disebabkan oleh asap tembakau, tapi juga berimplikasi kepada jantung, berbagai jenis kanker dan masalah pernapasan lainnya.

Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia, WHO, diperkirakan 3 juta orang di negara-negara industri akan meninggal karena rokok pada tahun 2030 mendatang. Dan hal yang sama akan terjadi di negara berkembang, diperkirakan 7 juta orang akan meninggal karena menghisap rokok.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2008/05/05/250/2/Wanita_Perokok_dan_Jantung_Koroner

ASI Eksklusif Tingkatkan IQ

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan dapat meningkatkan Intelligence Quotient (IQ) pada anak ketika dewasa. Sehingga akan membuat si anak akan lebih cerdas dari pada bayi yang diberikan susu formula.

Tim peneliti di Universitas McGill, Kanada, menemukan bahwa bayi yang mendapat ASI memiliki hasil tes IQ lebih baik pada usia enam tahun. Penelitian yang dilakaukan terhadap hampir 14.000 anak merupakan penelitian terbaru berkenaan dengan kaitan positif antara ASI dan kecerdasan.

Profesor Michael Kramer mengatakan bahwa memberi ASI secara eksklusif falam hangka waktu panjang dapat mempertajam daya pikir anak. "Meski perbedaan itu terlihat, masih belum jelas apakah keuntungan yang kami amati dari ASI itu disebabkan oleh zat yang terdapat di dalam air susu ibu atau terkait dengan kedekatan hubungan fisik antara ibu dan bayi dalam proses menyusui," tambahnya.

Kandungan asam lemak (fatty acid) di dalam ASI diduga meningkatkan kecerdasan, tetapi laporan itu mengatakan aspek kedekatan fisik dan batin dalam proses menyusui mungkin mendorong perubahan permanen pada otak bayi yang sedang berkembang.

Di Inggris, pemerintah merekomendasikan ibu untuk menyusui bayinya selama enam bulan pertama. Namun penelitian tersebut menunjukkan meski tiga perempat ibu pada awalnua memberikan ASI, hanya satu dari empat ibu yang tetap memberikan ASI hingga enam bulan.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2008/06/06/347/2/ASI_Eksklusif_Tingkatkan_IQ

MRSA, Kuman yang Tahan Antibiotik

Penulis : Purwanti
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah bakteri yang menyebabkan infeksi di beberapa tempat berbeda pada tubuh. Sangat sulit menyembuhkan luka yang sebagian besar diakibatkan oleh kuman staphylococcus aureus atau biasa disingkat staph, karena ketahanannya terhadap berbagai antibiotik.

Gejala MRSA sendiri tergantung di bagian mana Anda terinfeksi. Sebagian besar, dikarenakan adanya infeksi ringan pada kulit. Tapi bisa juga disebabkan karena infeksi kulit serius atau infeksi luka setelah operasi. Biasanya ditandai dengan bengkaknya kulit yang terinfeksi, berupa benjolan merah dan kadang mengeluarkan nanah.

Selama infeksi yang disebabkan MRSA tidak serius, masih bisa disembuhkan. Banyak pakar kesehatan yang mengingatkan akan tersebarnya bakteri MRSA. Karena sangat sulit disembuhkan, MRSA dikenal sebagai super bug.

Bakteri staph banyak hinggap dihidung dan kulit orang dewasa yang sehat tanpa terinfeksi. Tapi, staph bisa jadi masalah jika mencoba masuk ke dalam tubuh melalui luka dan mengakibatkan infeksi. Staph adalah salah satu penyebab yang paling sering membuat infeksi pada kulit, terutama di Amerika Serikat. Biasanya, luka yang ditimbulkan kecil dan tidak memerlukan perawatan khusus. Tetapi jika dibiarkan, staph dapat menjadi masalah serius seperti luka yang infeksi parah atau phenumonia.

Staph biasanya dapat disembuhkan dengan antibiotik. Tapi selama lebih dari satu dekade ini, beberapa jenis staph, seperti MRSA, menjadi tahan terhadap antibiotik yang pernah sekali menghancurkannya. MRSA pertama kali dimusnahkan pada tahun 1961. Dan saat ini kebal terhadap methicilin, amoxicillin, penicillin, oxacillin, dan berbagai macam antibiotik.

Sementara beberapa antibiotik lainnya masih dapat bekerja, MRSA secara bertahap beradaptasi. Peneliti saat ini tengah mengembangkan antibiotik yang lebih kuat untuk menghalau MRSA.

MRSA menyebar melalui kontak. Jadi, Anda bisa tertular MRSA hanya dengan bersentuhan kepada seseorang yang telah terinfeksi. Atau Anda bisa terkena ketika menyentuh sesuatu yang terdapat bakteri MRSA.

Namun baru-baru ini ditemukan salah satu pengobatan yang mampu menangkal MRSA. Minyak esensial yang biasa digunakan sebagai aroma terapi ditemukan dapat membunuh bakteri MRSA.

MRSA biasanya menginfeksi seseorang yang memiliki daya tahan tubuh lemah dan orang yang tinggal dirumah sakit, perawatan dirumah dan beberapa tempat kesehatan. Sejauh ini, kematian yang diakibatkan oleh kuman MRSA masih tinggi.

Dengan Minyak Esensial

Para peneliti dari Universitas Manchester memberitahukan bahwa mereka telah mengidentifikasi tiga minyak esensial yang bisa membunuh bakteri MRSA dan bahkan bakteri E-Coli dalam waktu dua manit setelah kontak.

"Minyak ini dapat dikemas ke dalam bentuk sabun dan sampo untuk digunakan staf rumah sakit untuk menghentikan penyebaran bakteri mematikan. Kami percaya bahwa penemuan kami bisa digunakan untuk memerangi MRSA dan superbug lainnya," kata Peter Warn dari Fakultas Kedokteran Universitas Manchester.

Peneliti menguji 40 jenis minyak esensial untuk melawan 10 bakteri mematikan dan jamur. Dua dari minyak itu langsung membunuh MRSA dan E Coli secara instan, sedangkan minyak yang ketiga membutuhkan waktu sedikit lebih lama.

Alasan mengapa minyak esensial sangat efektif, ujar Jacqui Stringer, Kepala Klinik dan Terapi Komplemen di Rumah Sakit Christie seperti dikutip Nutraingredients.com. Adalah karena minyak ini memiliki kandungan kimia yang kompleks, yang ditemukan bahwa MRSA dan superbug lainnya akan kesulitan untuk menjadi resisten.

Pengobatan terkini untuk melawan MRSA telah secara cepat membuat MRSA menjadi resisten dan hanya mencapai kesuksesan sebesar 50 persen. Sementara itu, minyak esensial juga memiliki keuntungan mudah untuk digunakan, selain memang membasmi bakteri.

MRSA memang tidak sepopuler penyakit-penyakit lain di Indonesia, namun alangkah lebih baiknya jika kita tetap waspada terhadap berbagai serangan penyakit.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2008/06/06/363/2/MRSA_Kuman_yang_Tahan_Antibiotik

Waspadai Diabetes Tipe I Pada Anak

Penulis : Purwanti
Diabetes tipe satu biasa disebut diabetes yang bergantung pada insulin, atau diabetes juvenil, yang diderita oleh anak-anak dan remaja. Lebih jarang ditemukan ditemukan dibandingkan dengan diabetes tipe dua.

Diabetes tipe satu disebabkan karena faktor genetis dan faktor penyebab lainnya. Diabetes tipe satu sering muncul tiba-tiba pada masa anak-anak (dibawah usia 20 tahun), dengan gejala-gejala tertentu. Seperti, turunnya berat badan secara drastis, mudah lelah, sering buang air kecil, dan sering merasa lapar atau haus.

Penelitian Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan pesatnya pertumbuhan penyakit diabetes tipe satu di dunia. Ada beberapa faktor risiko diabetes tipe satu :

1. Riwayat kesehatan kleluarga dengan diabetes tipe satu. Namun, 80 % penderita diabetes tipe satu tidak memiliki riwayat kesehatan keluarga dnegan diabetes tipe satu.

2. Infeksi virus, gondongan atau sampak, bisa menyebabkan reaksi imun dan bisa menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin.

3. Infeksi virus pada masa kehamilan bisa meningkatkan risiko anak terkena diabetes tipe satu. Lebih dari 20 % anak-anak terkena infeksi sewaktu berada dalam rahim (tertular dari infeksi pada ibunya), akan terkena diabetes tipe satu dalam 5 sampai 20 tahun mendatang.

Cara mendiagnosa diabetes tipe satu adalah dengan memeriksakan kadar gula dalam darah, dibarengi dengan adanya keton dalam urin. Hal ini cukup dilakukan untuk mengetahui dan memastikan apakah sesorang mengidap diabetes tipe satu atau tidak.

Penderita diabetes tipe satu harus menghindari kadar gula yang melewati batas normal, baik itu terlalu rendah ataupun terlalu tinggi, hiperglikemia dan hipoglikemia, karena keduanya dapat berakibat fatal. Hiperglikemia dapat menebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil, dan akan menghakibatkan kerusakan permanen jika tidak diberi tindakan secepatnya. Sedangkan hipoglikemia menyebabkan hilangnya kesadaran.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2008/06/06/428/2/Waspadai_Diabetes_Tipe_I_Pada_Anak

Gejala Serangan Jantung pada Perempuan

Penulis : Ikarowina Tarigan
Gejala Penyakit Jantung yang Tersembunyi pada Perempuan

Sebagai perempuan, Anda mungkin merasa bahwa serangan jantung bukanlah risiko besar yang harus Anda hadapi. Tetapi, ancamannya sangat nyata, terutama beberapa tahun ke depan saat menopause menyebabkan perubahan hormon yang dapat memicu penyakit jantung.

Mengetahui gejala-gejala penyakit jantung yang biasa dialami para perempuan dalam stadium awal dan stadium terkronis dapat membantu Anda untuk mengatasi dan menghindarinya. Gejala serangan jantung bisa tidak kelihatan.

Sebuah studi yang menarik mengenai penyakit jantung pada perempuan telah menunjukkan bahwa banyak perempuan mengalami prodromal, gejala awal serangan jantung, pada beberapa hari, minggu, bahkan beberapa bulan sebelum mengalami serangan jantung. Sayangnya, gejala-gejala ini sering tidak disadari karena dianggap biasa-biasa saja. Kelelahan dan gangguan tidur merupakan 2 gejala awal penyakit jantung yang harus diwaspadai.

Kelelahan yang tidak biasa. Kelelahan merupakan hal yang wajar. Kelelahan bisa mengindikasikan bahwa Anda kurang tidur, tubuh Anda melawan virus, atau mengalami efek samping dari obat-obatan tertentu yang sedang dikonsumsi. Akan tetapi, sebuah studi baru menemukan bahwa 70% dari perempuan yang mengalami serangan jantung yang dijadikan objek penelitian merasa kelelahan beberapa hari atau beberapa minggu sebelum mengalami serangan jantung.

Gangguan tidur. Walaupun biasa-biasa saja kita merasa capek karena kurang tidur, khususnya setelah beberapa minggu atau beberapa bulan, para perempuan seharusnya memperhatikan gangguan pola tidur yang mereka alami. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan yang mengalami serangan jantung juga mengalami gangguan tidur beberapa hari atau beberapa minggu sebelum mengalami serangan jantung.

Gejala-gejala awal lainnya. Apabila Anda susah bernapas dalam meakukan kegiatan sehari-hari maka itu juga merupakan gejala awal penyakit jantung. Begitu juga dengan masalah pencernaan serta tingkat kecemasan yang berlebihan.

Jadi, bagaimana cara melihat tingkat keseriusannya? Mengenali kebiasaan sakit dan reaksi Anda terhadap makanan bisa membantu Anda mengalami kelainan yang terjadi. Seseorang yang memiliki faktor risiko penyakit jantung harus lebih waspada memonitor apa yang dia rasakan. Setiap perempuan yang mengalami rasa cemas atau perubahan-perubahan yang tidak biasa dalam energi atau tingkat kenyamanan atau mengalami ganguan tidur sebaiknya mengkonsultasikannya dengan dokter.

Akan tetapi, seorang perempuan yang mempunyai risiko, seperti tekanan darah yang tinggi, kolesterol tinggi, kegemukan, diabetes, kebiasaan merokok, atau gaya hidup yang tidak sehat, harus memberi perhatian lebih terhadap apa yang dia rasakan dan seharusnya mendiskusikannya dengan dokter sesegera mungkin.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2008/12/12/768/2/Gejala_Serangan_Jantung_pada_Perempuan

Hidup Sehat di Usia Senja

Penulis : Ikarowina Tarigan
Kita tahu bahwa proses penuaan akan membuat Anda dan siapa pun juga lebih rapuh dan lebih mudah terserang penyakit. Tetapi, tahukah Anda apa penyebab proses penuaan dan hal apa yang bisa kita lakukan untuk memperlambat proses penuaan?

Proses Penuaan

Apa yang menyebabkan proses penuaan pada tubuh kita serta bagaimana pengobatan medis membawa perbedaan dalam hidup kita?

Batas usia

Peralatan kesehatan modern, obat, sanitasi dan gaya hidup hanya membawa pengaruh sedikit dalam memperpanjang angka harapan hidup manusia, tetapi semua hal ini telah membuat perbedaan pada beberapa orang yang menjalani usia tua dalam keadaan sehat.

Penyebab penuaan

Penuaan merupakan akibat adanya kerusakan dalam sel-sel tubuh kita. Perlu waktu yang lama agar kita bisa melihat dampak kerusakan sel yang bisa membahayakan kita, tetapi akhirnya kita tetap tidak bisa mengabaikannya.

Serat-serat protein yang membuat kulit dan dinding pembuluh darah kita elastis mengalami perubahan yang membuat kita kehilangan fleksibilitas yang vital. Jaringan DNA di dalam sel-sel juga mengalami kerusakan. Sebagai akibatnya, sistim produksi sel-sel energi akan gagal.

Oksidasi sebagai akibat serangan radikal bebas merupakan satu contoh penting. Oksidasi membuat besi berkarat, membuat lemak jadi tengik danmerusak buah yang telah dikupas serta sayuran. Oksidasi juga membuat kita tua.

Tubuh kita memproduksi enzim antioksidan yang melindungi tubuh dari serangan radikal bebas, tetapi pertahanan ini tidak bisa melindungi 100%.

Peran Gen

Umur panjang diturunkan dalam keluarga. Gen-gen yang mempengaruhi proses penuaan kelihatannya berperan dalam mempengaruhi seberapa baik tubuh mempertahankan dan memperbaiki sel-sel itu sendiri.

Penyakit yang berkaitan dengan proses penuaan seperti alzheimer juga mengandng komponen genetik atau bersifat diturunkan.

Faktor gaya hidup

Penuaan tidak sepenuhnya disebabkan oleh gen-gen kita. Kita masih bisa mengontrol beberapa aspek dalam proses penuaan. Gaya hidup kita memegang peranan penting. Kita yang menentukan, apakah kita ingin makan makanan yang membebani tubuh kita dengan lemak jenuh atau kita ingin makanan makanan yang kaya antioksidan untuk membantu sistim pertahanan tubuh.

Kita bisa berolahraga untuk memperbaharui dan memperbaiki otot-otot, paru-paru dan sistim sirkulasi darah kita agar tetap bagus, dan kita juga bisa meregangkan pikiran kita untuk menguatkan koneksi jaringan sel-sel otak.

Masa depan yang tidak pasti

Kita tahu bahwa proses penuaan mengejar di belakang kita, tetapi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Beberapa orang tetap menjaga kesehatan mental mereka hingga berusia 100 tahun, sedangkan beberapa orang sudah mengalami demensia saat berusia 50 tahun. Beberapa orang mempertahankan mobilitas tubuh mereka, tetapi yang lainnya mengalami radang sendi, dan kesusahan mempertahankan mobilitas tubuhnya.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/01/01/825/2/Hidup_Sehat_di_Usia_Senja_

Kuku: Cermin Kesehatan Anda

Penulis : Ikarowina Tarigan
Sadarkah Anda kalau kuku merefleksikan kesehatan Anda secara umum? Bercak putih di satu bagian atau bercak berwarna kemerah-merahan di sisi lain bisa saja merupakan tanda adanya penyakit di dalam tubuh.

Tanda-tanda penyakit liver, paru-paru, dan penyakit jantung bisa muncul di kuku. Berikut Anda bisa mencaritahu rahasia dibalik kuku Anda.

Kuku pucat

Kuku yang terlalu pucat, kadang-kadang dikaitkan dengan proses penuaan. Tetapi, kuku pucat juga bisa menjadi pertanda berbagai penyakit serius, seperti:

Anemia
Gagal jantung
Diabetes Penyakit
liver
Kekurangan gizi

Kuku berwarna putih

Jika sebagian besar kuku berwarna putih dengan warna yang lebih pekat di pinggir kuku, ini bisa saja mengindikasikan masalah liver seperti hepatitis.

Kuku berwarna kuning

Infeksi jamur merupakan penyebab umum kuku berwarna kuning. Jika infeksi makin memburuk, tempat lekatan kuku bisa terlepas. Pada beberapa kasus, kuku berwarna kuning bisa mengindikasikan masalah yang lebih serius seperti penyakit tiroid atau psoriasis yang serius.

Kuku yang berwarna kebiruan

Kuku yang berwarana kebiruan menunjukkan kalau tubuh kekurangan oksigen. Ini bisa menjadi pertanda adanya infeksi di paru-paru, seperti pneumonia.

Kuku berkerut

Jika permukaan kuku berkerut atau terbentuk seperti titik-titik, ini mungkin gejala awal psoriasis atau peradangan arthritis. 10% dari kasus priosis biasanya dimulai dengan gejala pada kuku.

Kuku retak

Kuku kering dan rapuh yang mudah retak seringkali dikaitkan dengan penyakit tiroid. Kuku retak disertai dengan adanya warna kekuningan biasanya disebabkan oleh infeksi jamur.

Pembengkakan di lipatan kulit sekitar kuku

Jika kulit di sekitar kuku berwarna merah dan membengkak, berarti ada peradangan pada lipatan kuku. Ini bisa diakibatkan oleh lupus atau kelainan jaringan penghubung lainnya.

Garis hitam di bawah kuku

Warna hitam di bawah kuku harus diwaspadai karena kadang-kadang disebabkan oleh melanoma, jenis kanker kulit yang paling berbahaya.

Kuku yang tergerogoti

Menggigit kuku seringkali dianggap sebagai kebiasaan lama tetapi pada beberapa kasus, ini merupakan tanda kecemasan yang dapat diobatai. Menggigit kuku sering dikaitkan dengan kelainan dorongan obsesi. Jika Anda tidak bisa mengehentikannya, berkonsultasilah dengan dokter.

Kuku merupakan bagian dari teka-teki

Walaupun perubahan pada kuku diikuti oleh berbagai kondisi tertentu, perubahan itu tidak selalu menjadi gejala penyakit. Banyak juga kelainan kuku yang tidak berbahaya, tidak semua orang yang memiliki kuku berwarna putih menderita hepatitis. Jika Anda cemas dengan kuku Anda, berkonsultasilah dengan ahli dermatologi.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/01/01/857/2/Kuku_Cermin_Kesehatan_Anda

Kemacetan Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Penulis : Ikarowina Tarigan
Tidak perduli Anda mengemudi, naik bus penumpang umum atau naik sepeda, terjebak dalam kemacetan akan meningkatkan risiko mengalami serangan jantung hingga 3 kali lipat dalam satu jam.

Menurut Annette Peters, PhD, and teman-temannya dari Institute of Epidemiology, Helmholtz Center, Munich, Jerman, hal ini disebabkan oleh gas atau asap kenderaan.

Dalam studi sebelumnya, Peter dan teman-temannya menemukan bahwa sekitar 8% dari serangan jantung disebabkan oleh kemacetan lalu lintas.

Untuk mengikuti perkembangan penelitian ini, para peneliti mewawancarai 1454 orang yang selamat dari serangan jantung. Sejam sebelum serangan, banyak dari pasien yang selamat ini terjebak dalam kemacetan lalu lintas.

Analisis data menunjukkan, orang yang bersiisko terkena serangan jantung mempunyai kemungkinan 3.2 kali lipat lebih besar terkena serangan jantung jika mereka berada di kemacetan lalu lintas pada jam sebelumnya.

"Salah satu faktor yang potensial adalah kelelahan dan polusi udara dari mobil-mobil yang ada di sekitar," terang Peter dalam news release-nya."Tetapi kami tidak bisa mengabaikan sinergi antara stres dan polusi udara yang bisa merupakan penyebab yang seimbang."

Agar faktor stres tidak dilibatkan maka fakta dikaitkan pada pasien yang tidak mengemudi, risikonya sama baik mereka mengemudi maupun menaiki kendaraan umum.

Kemacetan lalu lintas, berdasarkan studi, 5 kali lebih berbahaya pada perempuan daripada terhadap laki-laki, walaupun jumlah partisipan perempuan tergolong sedikit (325 orang) dan ini mungkin juga membuat hasil kalkulasi kurang akurat.

Untuk menemukan faktor penyebab sebenarnya, Peter dan teman-temannya bekerjasama dengan peneliti dari University of Rochester untuk menentukan faktor apa sebenarnya dalam kemacetan lalu lintas yang meingkatkan risiko serangan jantung.

Dalam studi tersebut, 120 relawan sehat akan mengendara ke kantor dan menggunakan monitor jantung, dan instrumen lain yang mengukur paparan mereka terhadap polusi udara dan kebisingan. Data dan hasil temuan studi sedang dalam proses.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/03/03/948/2/Kemacetan_Tingkatkan_Risiko_Serangan_Jantung_

Tiga Jenis Olahraga Setelah Serangan Jantung

Penulis : Ikarowina Tarigan
SERANGAN jantung bukanlah akhir dari segala-galanya. Setelah selamat dari serangan, Anda kembali bisa memperbaiki kesehatan dengan cara mengubah pola hidup. Salah satunya adalah melakukan olahraga. Tetapi, Anda harus cermat dalam memilih olahraga yang sesuai.

Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan di Swiss, ada tiga pilihan olahraga yang bisa Anda lakukan, aerobik, latihan peregangan, atau paduan dari keduanya. Olahraga ini, terbukti efektif membantu fungsi pembuluh darah. Para peneliti di Swiss mempelajari 209 pasien serangan jantung yang selamat.

Pasien ini dibagi ke dalam empat kelompok. Kelompok pertama diminta melakukan olahraga intensitas sedang di pusat bersepeda. Mereka diminta berolahraga selama 40 menit, empat kali seminggu selama empat minggu. Kelompok kedua melakukan latihan peregangan dengan beban selama empat kali seminggu selama empat minggu. Mereka melakukan latihan rutin untuk menguatkan bagian atas dan bawah tubuh.

Selain itu, mereka diminta untuk beristirahat tidak lebih dari 30 detik diantara fase latihan. Kelompok ketiga melakukan dua sesi latihan aerobik dan dua sesi latihan peregangan per minggu. Sebagai perbandingan, para peneliti meminta pasien di kelompok keempat untuk menghindari aktivitas fisik selama empat minggu masa studi.

Tetapi, semua pasien dari keempat kelompok telah melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh sebelum memulai olahraga. Pada akhir masa studi ditemukan, pasien dari tiga kelompok yang melakukan aktivitas fisik menunjukkan perbaikan yang sama dalam fungsi endothelial, yaitu kemampuan pembuluh darah untuk berkontraksi dan berelaksasi.

Perbaikan dari 3 kelompok tersebut mengalahkan hasil kelompok keempat yang hanya bermalas-malasan tanpa melakukan aktivitas fisik apa pun. "Semua jenis olahraga sangat berguna dengan hasil yang sama baiknya pada semua jenis olahraga," terang Margherita Vona, MD, peneliti dari the Cardiac Rehabilitation Center di Switzerland's Clinique Valmon-Genolier. Selain itu, lanjut Vona, variasi jenis olahraga sangat penting untuk menghindari kebosanan.

Selanjutnya, pasien dari tiga kelompok pertama diminta untuk tidak melakukan kegiatan fisik selama 1 bulan. Hasilnya, keuntungan dari segi perbaikan fungsi endothelial yang dilihat sebelumnya juga ikut menghilang. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya Anda tetap melakukan olahraga secara rutin.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/03/03/953/2/Tiga_Jenis_Olahraga_Setelah_Serangan_Jantung

Apa itu Sindroma Metabolik?

Penulis : Ikarowina Tarigan
TAHUKAH Anda apa itu sindroma metabolik? Sindrom ini banyak dialami orang tanpa sadar. Sindrom ini bukanlah suatu penyakit. Tetapi sindroma metabolik merupakan sekumpulan faktor risiko kardiovaskular yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mangalami kelainan jantung, stroke dan biabetes.

Menurut dr. Arieska Ann Soenarta dari Cardio Vaskular Center Harapan Kita, berikut merupakan faktor-faktor risiko sindroma metabolik:



Lingkar pinggang laki-laki: ≥ 90 cm, perempuan≥ 80 cm
Tekanan darah ≥ 130/80 mgHg
Trigliserida > 150 mg/dl; atau dalam pengobatan untuk hipertrigliseridemia
Kadar HDL- (high density lipoprotein-cholesterol) Laki-laki: < 50 mg/dl, Perempuan: < 40 mg/dl atau dalam pengobatan untuk HDLC yang rendah
Hipertensi: > 130/85 mmHg, atau dalam pengobatan hipertensi
Kadar gula darah puasa ≥ 110 mg/dl atau dalam pemakaian obat-obatan penurun gula darah.

â€Å“Seseorang dikatakan menderita sindroma metabolik bila mengalami 3 atau lebih gejala di atas,â€� terang Arieska dalam seminar beberapa waktu lalu di Jakarta.

Sindrom ini, terang Arieska, bisa dialami oleh orang-orang yang mengalami obesitas di daerah perut (ditandai dengan meningkatnya lemak di daerah perut/ pinggang), orang-orang dengan diabetes melitus atau mempunyai sejarah diabetes mellitus dalam keluarga dan orang-orang dengan rasio HDL > 3.

Gejala-gejala sindroma metabolik

Menurut Arieska, seringkali tidak ada gejala-gejala yang jelas.�Tetapi bila ada tanda-tanda seperti yang disebutkan di atas maka sebaiknya pergi ke dokter untuk mendapatkan pengarahan,� terang dia. Pengarahan ini, lanjut dia, sangat penting untuk menghindari kelainan jantung, stroke dan diabetes melitus.

Penyebab sindroma metabolik

Menurut American Heart Association and the National Heart, Lung, and Blood Institute, seperti yang dikutip oleh webmd.com, berikut merupakan beberapa penyebab sindroma metabolik:

Resistensi insulin. Insulin merupakan hormon yang membantu tubuh menggunakan glukosa, gula sederhana yang diolah dari makanan, untuk digunakan sebagai energi. Pada orang yang mengalami resisitensi insulin, insulin tidak bekerja dengan baik. Akibatnya, kadar glukosa semakin meningkat. Hal ini bisa memicu terjadinya diabetes. Resistensi insulin ini, sangat berkaitan dengan kelebihan berat di daerah perut.

Obesitas, khususnya di daerah perut. Menurut para ahli, sindroma metabolik akan meningkat seiring dengan peningkatan obesitas. Selain itu, memiliki lemak ekstra di perut, bisa meningkatkan risiko Anda mengalami sindroma metabolik.

Gaya hidup yang tidak sehat. Mengkonsumsi diet tinggi lemak disertai dengan kurangnya aktivitas fisik berperan penting dalam menimbulkan sindroma metabolik.

Ketidakseimbangan hormon. Hormon juga ikut berperan. Polycystic ovary syndrome (PCOS) misalnya, suatu kondisi yang mempengaruhi kesuburan, berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon dan sindroma metabolik.

Jika Anda telah terdiagnosa dengan sindroma metabolik atau merasa mengalami 3 atau lebih faktor risiko yang telah disebutkan di atas, sebaiknya mulai berhati-hati. Jadikanlah itu sebagai keadaan yang memacu Anda untuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih sehat. Mulailah memperbaiki kesehatan dengan melakukan perubahan gaya hidup yang sederhana.

Menurut Arieska, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah dan menormalisasi faktor-faktor risiko sindroma metabolik:

Olahraga dan penurunan berat badan yang berlebihan dapat mengurangi dan mencegah komplikasi yang disebabkan oleh sindroma metabolik
Menurunkan berat badan kurang lebih 5-10% berat badan dapat memperbaiki kemampuan tubuh untuk mengurangi resisitensi insulin
Jalan cepat kurang lebih 30 menit sehari dapat menurunkan berat badan, tekanan darah, kadar kolesterol, dan kemungkinan terjadinya diabetes melitus.
Pola makan yang sehat. Makanlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti roti gandum, beras merah, hindari kue-kue, tingkatkan makanan berserat, buah-buahan dan sayuran, kurangi daging, dan gunakan minyak sehat seperti minyak jagung, zaitun dan kacang-kacangan.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/03/03/998/2/Apa_itu_Sindroma_Metabolik

Deteksi Dini Komplikasi Diabetes

Penulis : Ikarowina Tarigan
PENANGANAN penyakit diabetes tidak hanya meliputi pengendalian gula darah. Yang juga penting untuk dilakukan adalah pengendalian komplikasi dan regulasi gula darah.

"Kadang-kadang penderita sering lupa, yang diurus gula darah saja dan lupa meminta dokter untuk mendeteksi komplikasi," ujar spesialis penyakit dalam dr Dante Saksono dalam seminar bertajuk Hidup Berkualitas dengan Diabetes di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Diabetes, terang Dante, merupakan gangguan metabolisme gula. Dalam tubuh penderita diabetes, gula yang telah dicerna tidak bisa diserap sel-sel tubuh sehingga terjadi penumpukan gula dalam darah dan kekurangan gula di dalam sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh yang kekurangan gula akan kekurangan kalori untuk metabolisme sehingga lama-kelamaan rusak. Kerusakan sel dalam jumlah besar dalam satu organ tubuh seperti ginjal, jantung maupun saraf menyebabkan terjadinya komplikasi.

Deteksi dini terhadap komplikasi bisa dilakukan dengan mengenali faktor gejala tambahan. Misalnya, kesemutan bisa jadi merupakan gejala komplikasi saraf, gatal-gatal mengindikasikan komplikasi gangguan ketahanan kulit serta penglihatan kabur sebagai indikasi komplikasi mata bisa mengakibatkan kebutaan.

"Gejala peningkatan kadar gula darah hanya tiga. Yaitu sering lapar, haus dan buang air kecil. Bila timbul gejala lainnya artinya sudah menunjukkan adanya komplikasi," terang Dante.

Sebagai upaya mendeteksi dini komplikasi tersebut, Dante menganjurkan agar pengidap diabetes rutin mengukur tekanan darahnya, melakukan pengukuran kadar kolesterol minimal enam bulan sekali, memeriksa komplikasi kaki minimal setahun sekali, dan memeriksa kondisi jantung serta gigi secara rutin.

Menurut Dante, komplikasi yang paling sering terjadi adalah penyakit jantung. Hal itu karena komplikasi tersebut kerap tidak mempunyai gejala awal yang jelas sehingga tidak terdeteksi dan berujung pada gagal jantung.

"Tujuan deteksi dini adalah untuk mencegah progresitivitas sehingga tidak bertambah parah. Kalau komplikasi sudah parah, sulit untuk bisa disembuhkan lagi," kata Dante.

Secara umum, terang Dante, ada empat pilar pengobatan diabetes. Penyandang harus merencanakan pola makan dengan jadwal, jumlah dan jenis yang disesuaikan. Penyandang diabetes, terang Dante, bisa mengonsumsi jenis makanan apa saja asalkan dalam jumlah yang disesuaikan dengan berat ideal tubuh serta dengan jadwal teratur.

Di samping pola makan, aktivitas fisik secara terus-menerus juga akan membantu. Selain itu, konsumsi obat. Hal itu sangat penting karena berperan dalam mencegah komplikasi dan penurunan gula darah. Yang keempat adalah edukasi. Pengidap diabetes harus aktif mencari informasi tentang diabetes. Bila keempat faktor itu dijalankan, kadar gula darah dan komplikasi bisa terkontrol.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/04/04/1048/2/_Deteksi_Dini_Komplikasi_Diabetes

Waspadai Gangguan Berbahasa Pasca Stroke

Penulis : Ikarowina Tarigan
STROKE merupakan penyakit yang kerap meninggalkan gejala sisa. Seperti, kelumpuhan anggota gerak, bahkan juga penurunan kemampuan intelektual.

"Stroke tidak sekedar masalah kaki dan tangan, kemampuan intelektual seperti perhatian, bahasa, daya ingat, kemampuan melihat ruang, serta fungsi eksekutif kita juga sangat penting, tetapi yang sering terjadi, sangat banyak pasien yang tidak dievaluasi bahasanya pasca stroke," terang Prof. Dr. Sidiarto Kusumoputro, Sp.S dari Omni Hospital Pulomas di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Sidiarto, stroke bisa terjadi pada belahan otak kiri, pusat berbahasa linguistik, atau belahan otak kanan, pusat komunikasi pragmatik, dan kedua-duanya akan mengganggu kemampuan berkomunikasi. Stroke otak kiri akan menyebabkan terjadinya gangguan bertutur yang dikenal juga dengan afasia. Sedangkan stroke otak kanan akan mengakibatkan gangguan komunikasi pragmatik seperti gerakan dan ekspresi.

Afasia, lanjut Sidiarto, merupakan masalah yang lebih berat dibandingkan dengan masalah menurunnnya daya ingat."Gangguan daya ingat masih bisa dibantu dengan cara mengingatkan, tetapi afasia tidak bisa dibantu dengan cara itu, hal ini karena pasien bukan lupa tetapi kehilangan kemampuan untuk menyebutkan kata." Afasia ini ditandai dengan kehilangan kemampuan membuat konfirmasi serta menyatakan dan membuat kata-kata ujaran.

Stroke otak kanan, terang Sidiarto, merupakan masalah yang lebih berat lagi dibandingkan dengan afasia."Gangguan otak kanan paling sulit diatasi karena melibatkan emosi dan perasaan." Stroke otak kanan ditandai dengan adanya gangguan komunikasi nonverbal berupa tidak adanya intonasi, ekspresi wajah, perubahan wajah, gerak-gerik tangan dan kontak mata saat berbicara, gangguan inisiatif pemberian peluang bicara dan penggunaan kata, gangguan mempertahankan topik pembicaraan, serta gangguan menggunakan bahasa sesuai situasi dan kondisi.

"Stroke otak kanan merupakan fenomena besar, pasien bisa bicara tapi tidak dimengerti, membingungkan dan ngarang," jelas Sidiarto.

Gangguan komunikasi ini, menurut Sidiarto, bisa ditangani dengan terapi holistik, terapi yang memanfaatkan semua kemampuan intelektual yang ada pada pasien dengan memadukan indera-indera tertentu."Kalau terjadi stroke otak kiri maka manfaatkan kemampuan otak kanan, begitu juga sebaliknya, jika pasien tidak bisa bicara maka dapat dilatih dengan pengucapan kata dengan irama, memanfaatkan indera perasanya dengan membiarkannya menyentuh benda atau mencium harumnya."

Terapi ini, lanjut Sidiarto, bisa dilakukan oleh anggota keluarga sesuai dengan mood pasien."Kalau pasien sedang mood, keluarga bisa melakukan terapi, idealnya 1/2 jam sudah cukup."

Jangka waktu pemulihan, menurut Sidiarto, tergantung pada motivasi pasien, luasnya area otak yang mengalami kerusakan, serta cepat lambatnya penanganan.

"Stroke seringkali diidentikkan dengan kaki yang tidak bisa jalan, padahal ada masalah gangguan berkomunikasi yang tidak kalah pentingnya dan makin cepat ditindaklanjuti akan makin baik."
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/04/04/1099/2/Waspadai_Gangguan_Berbahasa_Paska_Stroke

Waspadai Flu Babi

Penulis : Ikarowina Tarigan
FLU babi yang merebak di Meksiko meresahkan warga. Flu ini diduga telah menyebabkan kematian puluhan orang serta diduga menginfeksi hampir 1000 warga lainnya di Meksiko. Ketakutan terinfeksi telah membuat kebaktian-kebaktian di gereja dibatalkan. Pasar-pasar dan restoran juga ikut ditutup.

Tidak hanya di Meksiko, Kanada juga telah mengkonfirmasi bahwa 6 orang warganya, mengidap flu babi. Termasuk beberapa pelajar yang sakit saat mengunjungi Meksiko. Laporan yang sama juga datang dari Amerika Serikat. Setelah melalui pemeriksaan laboratorium, 8 warga Amerika dinyatakan positif terinfeksi flu babi.

Apa sebenarnya flu babi ini? Flu babi merupakan penyakit saluran pernapasan pada babi yang disebabkan oleh virus. Jenis virus ini secara rutin muncul pada babi tetapi biasanya tidak menimbulkan banyak kematian pada
babi itu sendiri.

Bisakah manusia terinfeksi flu babi? Flu babi biasanya tidak menginfeksi manusia. Hanya ada beberapa kasus yang ditemukan pada orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan babi."Kami telah meneliti flu babi pada manusia selama beberapa tahun, dan pada sebagian besar kasus, hal ini berasal dari kontak langsung. Kali ini kelihatannya berbeda," ujar Dr. Arnold Monto, a flu expert dari University of Michigan, seperti yang dikutip situs foxnews.

Bisakah menular dari manusia ke manusia? Telah ditemukan beberapa kasus yang menyebar dari manusia ke manusia. Penyebaran ini mungkin terjadi dengan cara yang sama seperti flu biasa, melalui batuk dan bersin dari orang-orang yang terinfeksi.

Apa gejala-gejala flu babi? Gejalanya sama dengan flu pada umumnya. Bisa ditandai dengan demam, batuk, kelelahan, serta kurang selera makan.

Apakah orang yang sakit di Meksiko dan Amerika Serikat disebabkan oleh virus flu babi yang sama?The Centers for Disease Control and Prevention AS menyatakan kalau sampel virus di Meksiko cocok dengan virus yang ditemukan di AS. Virus ini merupakan campuran dari virus pada manusia, virus burung dari Amerika Utara dan virus babi dari Amerika Utara, Eropa dan Asia.

Apakah ada obat untuk melawan flu babi?A U.S. Centers for Disease Control and Prevention, Minggu (26/4) menyatakan bahwa tes vaksin flu biasa pada virus flu babi tidak menunjukkan adanya hubungan menyilang. Artinya, orang yang menggunakan vaksin tersebut tidak akan mendapatkan perlindungan tambahan dari serangan virus tersebut.

Walaupun flu tersebut hingga sekarang belum dilaporkan terjadi di Indonesia, Departemen Kesehatan (Depkes) telah memperketat pengawasan terhadap lalu lintas kedatangan orang luar negeri ke dalam negeri. Langkah ini diambil untuk mencegah masuknya penyebaran virus flu babi yang telah merebak di Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada tersebut.

"Kalau ada orang asing yang demam, petugas harus melakukan isolasi (karantina) terlebih dahulu. Mereka diperbolehkan pergi bila telah ada kepastian penyebab demamnya," tegas Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Adhitama, seperti yang dikutip Media Indonesia.

Tip menghindari flu babi

Untuk mencegah penyebaran virus flu babi, berikut beberapa tip dari helath offisial Amerika Serikat:

Jika Anda mengalami gejal flu, sebaiknya tidak usah pergi bekerja atau ke sekolah paling tidak hingga 2 hari setelah gejala-gejala flu tersebut hilang.
Sering-seringlah cuci tangan dan tutuplah hidung serta mulut ketika Anda batuk atau bersin.
Segeralah periksa ke rumah sakit jika Anda mengalami gejala seperti kesulitan bernapas. Tapi, jika gejala Anda ringan, tetaplah di rumah untuk menghindari penyebaran virus kepada orang lain di rumah sakit.
Pemakaian masker direkomendasikan bagi petugas kesehatan, anggota keluarga dan orang lain yang mengadakan kontak langsung dengan pasien flu babi. Tetapi, masayarakat umum tidak perlu mengenakan masker.
bagi Anda yang mengkonsumsi daging babi, masaklah dengan cara yang aman. Masak paling tidak dengan suhu 160F.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/04/04/1104/2/Waspadai_Flu_Babi

Mengenal dan Mencegah Osteoporosis

Penulis : Ikarowina Tarigan
OSTEOPOROSIS merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang. Akibatnya, tulang menjadi rapuh. Osteoporosis akan membuat tulang berlubang-lubang seperti spons dan bukannya padat seperti batu bata. Kelainan tulang ini akan meningkatkan risiko patah tulang.

Tulang yang normal tersusun atas protein, kolagen serta kalsium. Ketiga faktor ini akan menguatkan tulang. Sementara itu, tulang yang mengalami osteoporosis bisa mengalami patah tulang hanya karena kecelakaan kecil yang sebenarnya tidak akan terlalu berpengaruh terhadap tulang normal.

Patahan bisa dalam bentuk retakan seperti di tulang pinggul, atau tekukan seperti yang sering terjadi pada tulang belakang. Patahan akibat osteoporosis seringkali terjadi di daerah tulang belakang, pinggul, serta pergelangan, tapi patahan tetap bisa terjadi di hampir semua tulang rangka.

Gejala osteoporosis

Osteoporosis bisa muncul tanpa gejala selama bertahun-tahun. Hal ini, karena osteoporosis tidak menyebabkan gejala apapun kecuali jika terjadi patah tulang. Patahan akibat osteoporosis juga bisa tidak terdeteksi selama bertahun-tahun. Karena itu, seringkali pasien tidak menyadari kondisi osteoporosis mereka hingga merasakan sakit akibat patahan. Gejala-gejala ini biasanya berkaitan dengan lokasi patahan.

Patahan pada tulang belakang misalnya, bisa mengakibatkan rasa sakit kronis yang memancar dari area sekitar punggung ke sisi tubuh. Patahan tulang belakang yang berulang-ulang selama bertahun-tahun bisa menyebabkan rasa sakit punggung yang kronis. Ada juga patahan yang terjadi saat melakukan aktivitas biasa. Jenis ini disebut dengan patahan trauma atau patahan akibat stres. Sebagai contoh, beberapa pasien osteoporosis mengalami patahan stres pada kaki saat berjalan.

Sedangkan patahan pada tulang pinggul biasanya terjadi akibat jatuh. Pada penderita osteoporosis, kecelakaan kecil saja bisa mengakibatkan patah tulang pinggul. Patah tulang pinggul ini sulit disembuhkan setelah mengalami operasi perbaikan akibat kualitas tulang yang buruk.

Faktor penentu kekuatan tulang

Massa tulang atau kepadatan tulang merupakan jumlah tulang yang terdapat dalam struktur rangka. Pada umumnya, semakin tinggi kepadatan tulang, maka tulang akan semakin kuat. Kepadatan tulang ini sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, yang juga dimodifikasi oleh faktor-faktor lingkungan serta obat-obatan.

Pada umumnya, pembentukan kepadatan tulang akan dimulai sejak usia anak-anak dan akan mencapai puncaknya pada usia 25 tahun. Kepadatan tulang ini selanjutnya akan bertahan selama 10 tahun. Setelah mencapai usia 35 tahun, baik laki-laki maupun perempuan akan mengalami penurunan massa tulang sebesar 0.3-0.5% per tahunnya. Hal ini disebabkan oleh proses penuaan.

Pada perempuan, hormon estrogen sangat berpengaruh dalam mempertahankan kepadatan tulang. Saat kadar estrogen menurun pasca menopause, maka penurunan kepadatan tulang akan semakin cepat. Selama 5-10 tahun pertama setelah menopause, perempuan bisa mengalami penurunan massa tulang sebesar 2-4% per tahun. Artinya, mereka akan kehilangan massa tulang sebesar 25-30% dalam masa ini. Percepatan penurunan massa tulang pasca menopause ini merupakan penyebab utama terjadinya osteoporosis pada perempuan.

Faktor risiko

Selain faktor keturunan, osteoporosis akan semakin dipercepat oleh beberapa faktor risiko. Berikut faktor risiko osteoporosis:

Jenis kelamin perempuan
Ras kaukasia atau asia
Postur tubuh yang kurus dan kecil
Sejarah keluarga. Jika Anda mempunyai ibu yang mengalami patah tulang pinggul akibat osteporosis maka Anda mempunyai risiko 2 kali lebih besar mengalami patah tulang panggul
Merokok
Kurang olahraga
Kelebihan konsumsi alkohol
Diet rendah kalsium
Kadar estrogen rendah
Kemoterapi
Peradangan kronis
Kurang gerak misalnya akibat stroke
Hipertiroid, kelebihan hormon tiroid yang diproduksi kelenjar tiroid
Kekurangan vitamin D
Berbagai obat-obatan yang bisa menyebabkan osteoporosis


Cara mencegah dan mengatasi osteoporosis

Penanganan osteoporosis lebih ditujukan pada pencegahan patah tulang dengan cara menghentikan penurunan massa tulang dan meningkatkan kepadatan tulang. Deteksi dini osteoporosis bisa mengurangi risiko patah tulang di masa mendatang. Tetapi, tidak ada penanganan osteoporosis yang benar-benar bisa menyembuhkan secara total.

Dengan kata lain, sangat susah untuk membangun kembali tulang yang telah lemah akibat osteoporosis. Akan tetapi, pencegahan osteoporosis sama pentingnya dengan penanganan osteoporosis. Pencegahan dan penanganan osteoporosis bisa diukur dari:

1. Perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, mengurangi asupan alkohol, olahraga teratur, serta mengkonsumsi diet seimbang dengan jumlah kalsium dan vitamin D yang cukup.

2. Menggunakan obat-obatan yang bisa menghentikan penurunan massa tulang dan meningkatkan kepadatan tulang.

3. Menggunakan obat yang bisa meningkatkan pembentukan tulang.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/05/05/1134/2/Mengenal-dan-Mencegah-Osteoporosis

Olahraga Rutin Turunkan Risiko Kanker

OLAHRAGA benar-benar bermanfaat menangkal penyakit. Sebuah riset di University of South Carolina membuktikan bahwa olah tubuh secara rutin mengurangi risiko kanker payudara bagi perempuan.

Penelitian tersebut mempelajari 14 ribu perempuan berusia antara 20 dan 83 tahun tanpa riwayat kanker payudara. Mereka dikelompokkan dalam kategori fit sekali, fit menengah, dan cukup fit, dari hasil tes medis melalui tes treadmill.
Studi lalu menemukan, perempuan dalam kondisi fisik yang buruk tiga kali lebih berisiko meninggal akibat kanker payudara ketimbang perempuan yang berolahraga secara rutin.

Itu juga menunjukkan kebugaran tubuh bisa ditingkatkan melalui aktivitas yang mudah dan tidak mahal yang bisa dilakukan secara rutin, seperti berjalan kaki. Kebugaran tingkat rata-rata dapat dicapai melalui olah tubuh selama 150 menit per minggu. Itu bukan berarti berlatih treadmill terus-terusan selama 2,5 jam, tapi bisa diartikan melakukan aktivitas yang membuat tubuh terus bergerak. Misalnya, berkebun, melakukan tugas-tugas rumah tangga, atau berjalan-jalan. Sementara itu, kebugaran tingkat tinggi bisa dicapai dengan latihan selama 300 menit per minggu.

Menurut studi, seperti diinformasikan healthnews.com, gerak badan tidak hanya bisa menurunkan risiko kanker, tapi juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah, serta menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.

Studi lain yang dilakukan pada 2005 melaporkan, penderita kanker payudara yang berolahraga secara rutin cenderung lebih kuat survive dari penyakit tersebut.

Jadi jelas sudah, banyak risiko kanker yang tidak bisa lagi diubah manusia. Namun, berlatih atau berolahraga bisa menjadi satu cara yang menurunkan risiko tersebut.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/05/05/1152/2/Olahraga_Rutin_Turunkan_Risiko_Kanker

Bahaya Tetanus dan Cara Pencegahannya

Penulis : Ikarowina Tarigan
JANGAN sepelekan luka kecil di tubuh Anda, terutama di bagian kaki atau tangan yang mudah terkena kotoran seperti debu atau tanah. Luka kecil ini bisa menjadi pemicu tetanus, penyakit yang sudah jarang terjadi tapi cukup mematikan. Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri ini akan memproduksi racun yang menyebabkan kejang otot kronis. Tetanus ini sangat berbahaya tapi mudah diatasi jika Anda teliti dan bertindak cepat.

Penyebab tetanus

Bakteri penyebab tetanus biasanya hidup di kotoran dan tanah, khususnya di area yang terdapat banyak kotoran hewan seperti di peternakan. Bakteri tetanus biasanya masuk ke dalam tubuh melalui luka atau potongan yang ada di tubuh. Bakteri ini tumbuh lebih cepat di area yang kekurangan oksigen. Jadi, semakin dalam dan semakin sempit lukanya, akan semakin sedikit oksigen yang berada di sekitarnya, dan kemungkinan terjadinya tetanus semakin besar. Sebagai contoh, bakteri bisa masuk ke dalam luka dari jarum akupuntur yang kotor. Semakin kotor lukanya, semakin tinggi risiko terjadinya tetanus. Tapi, tetanus juga bisa tumbuh di luka yang bersih.

Apa gejala tetanus?

Gejala tetanus akan muncul secara perlahan dan semakin memburuk seiring dengan waktu. Gejala-gejalanya bisa muncul setelah beberapa hari bahkan setelah beberapa bulan setelah mengalami luka. Pada sebagian besar kasus, gejala tetanus muncul dalam waktu 14 hari.

Gejala tetanus bisa ditandai dengan sakit kepala dan kesulitan membuka mulut. Selain itu, mungkin Anda sulit menelan, leher, punggung atau bahu jagi kaku. Tetanus bisa mematikan kalau racun sudah menyebar. Tetanus ini bisa menimbulkan masalah tekanan darah dan detak jantung. Bisa juga menimbulkan rasa sakit kronis pada otot-otot yang mengejang di leher, lengan, kaki, serta perut Anda. Jika kejang berlangsung terus-menerus dan semakin memburuk, hal ini bisa mematahkan tulang termasuk tulang punggung.

Cara mendiagnosa tetanus

Tidak ada tes laboratorium khusus untuk memeriksa tetanus. Seorang dokter biasanya hanya mendiagnosa tetanus setelah bertanya mengenai gejala-gejala, kesehatan Anda sebelumnya serta olahraga fisik yang Anda lakukan. Karena masalah-masalah lain juga bisa menyebabkan kejang otot seperti tetanus, maka dokter akan memeriksa untuk memastikan gejala-gejala Anda tidak disebabkan oleh yang lain. Dokter mungkin menganjurkan melakukan tes darah untuk memeriksa pernapasan Anda.

Cara menangani

Jika benar terinfeksi tetanus, Anda akan dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan obat dan cairan yang bisa mengontrol otot-otot yang kaku dan rasa sakit. Dokter akan membersihkan luka Anda dari bakteri. Perawatnnya biasanya meliputi:

Antibiotik. Jenis obat ini berfungsi untuk membunuh bakteri.

Tetanus immune globulin (TIG). Ini merupakan sejenis protein yang akan membantu sistem kekebalan tubuh dan menghancurkan bakteri. TIG akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh saat tubuh melawan infeksi.

Obat-obatan untuk mengurangi kekakuan otot.

Imunisasi tetanus.

Cara pencegahan

Karena infeksi tetanus seringkali berakibat fatal, maka tindakan pencegahan merupakan hal terpenting untuk dilakukan. Pencegahan bisa dilakukan dengan dua cara utama, imunisasi dan penanganan luka.

Ada dua jenis imunisasi untuk setiap penyakit, aktif dan pasif. Disebut imunisasi aktif saat vaksin diberikan kepada orang sehingga sistem kekebalan tubuh bisa membuat antibodi untuk membunuh kuman penginfeksi. Sebagian besar ahli, seperti yang dikutip situs webmd, menganjurkan untuk melakukan imunisasi Td (tetanus dan diphtheria) setiap 10 tahun sekali. Sedangkan, mereka yng belum pernah menerima vaksin imunisasi sebaiknya mendapatkan 3 seri imunisasi setiap 7 bulan. Ada juga bukti yang menunjukkan kalau imunisasi tetanus efektif lebih dari 10 tahun. Beberapa ahli mengatakan kalau imunisasi pertama saat sekolah menengah atas dan imunisasi kedua di usia 60 bisa melindungi dari serangan tetanus seumur hidup.

Saat luka, bahkan goresan sekecil apapun, sepanjang merusak kulit, mempunyai kemungkinan mengalami tetanus. Sebagain besar dokter menyarankan langkah berikut:

Jika lukanya bersih dan Anda belum menerima imunisasi tetanus selama 10 tahun terakhir, Anda direkomendasikan untuk melakukan imunisasi.

Jika lukanya kotor atau cenderung mengalami tetanus, dokter menyarankan Anda untuk melakukan imunisasi jika Anda belum melakukan imunisasi selama 5 tahun terakhir.

Luka yang cenderung mengalami tetanus adalah luka yang dalam dan terkontaminasi dengan kotoran atau tanah. Jika tidak yakin kapan terakhir kali Anda menerima imunisasi, lebih baik memilih cara aman dengan melakukan
imunisasi.

Jika Anda belum pernah menerima imunisasi saat anak-anak dan mengalami luka terbuka, dokter mungkin akan memberikan vaksin saat perawatan pertama luka. Anda harus kembali memeriksakan diri ke dokter 4 minggu kemudian dan 6 bulan kedepannya untuk melengkapi vaksin pertama Anda.

Hal kedua yang sangat penting untuk dilakukan adalah membersihkan luka secara menyeluruh. Bersihkan luka dengan air bersih dan sabun, cobalah mengeluarkan semua partikel dan kotoran dari luka. Hal ini tidak hanya akan mencegah tetanus tetapi juga mencegah infeksi bakteri lainnya.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/05/05/1164/2/Bahaya_Tetanus_dan_Cara_Pencegahannya

Biaya Tes Hepatitis Makin Murah

By Republika Newsroom
JAKARTA--Kini puskesmas kelurahan maupun kecamatan di Indonesia sudah bisa melakukan tes penyakit hepatitis B dan C dengan biaya yang terjangkau semua kalangan. Tes penyakit ini menggunakan alat uji sederhana mirip tes kehamilan dengan harga hanya Rp 5-10 ribu.

Diharapkan dengan adanya alat ini di puskesmas, maka penyakit hepatitis B dan C dapat dideteksi sejak dini. Menurut Prof Dr Ali Sulaiman SpPD-KGEH penderita hepatitis B dan C di Indonesia mayoritas terdeteksi saat kondisinya masuk stadium kronis. Dengan demikian pengobatannya pun menjadi amat mahal dan kompleks.

Bahkan 70 persen penderita penyakit hepatitis B dan 90 persen penderita penyakit hepatitis C tidak memiliki keluhan dan gejala hingga penyakit mereka telanjur parah. Saat ini di Indonesia terdapat sebanyak 12 juta pengidap he[atitis B dan 5 juta pengidap hepatitis C. "Sebagian besar pengidap hepatitis berada di ibukota Jakarta," ujar Prof Ali dalam pembukaan simposium Hepatitis B dan C dalam Praktik Klinis Sehari-hari di Jakarta, Kamis (3/12).

Dari total jumlah pengidap hepatitis, sebanyak 25-40 persen diantaranya beriisko mengalami kematian akibat kanker hati atau gagal hati. Di seluruh dunia saat ini tedrapat sebanyak 350 juta orang yang terinfeksi virus hepatitis. virus menular ini menyebabkan 1 juta kematian setiap tahunnya.

"Dokter di puskesmas merupakan ujung tombak dalam penangannan dini penyakit hepatitis," tutur prof Ali. Untuk itu para dokter di lini terdepan, yakni puskesmas kelurahan dan kecamatan harus dibekali dengan pengetahuan untuk bisa mendeteksi dini penyakit ini. Diagnosis sejak dini akan jauh lebih memudahkan penatalaksanaan hepatitis B dan C.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Dr Dien Emawati mengakui pengidap hepatitis mayoritas berada di DKI Jakarta. Untuk itu sangat dibutuhkan penanganan yang bersifat preventif untuk dapat megurangi beban masyarakat dan juga pemerintah. "Selama ini tidak terdeteksi karena untuk mendeteksinya relatif mahal. Kini bisa pakai reagensederhana," tutur dia.

Ia berharap, masyarakat yang merasakan gejala penyakit jepatitis seperti penyakit kuning, mual dan lesu untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas. Dengan demikian sirosis (penyakit hati kronik) bisa dicegah dan penularannya bisa ditahan dengan memberikan vaksin kepada orang-orang disekitarnya yang belum diimunisasi hepatitis. una/rin
http://www.republika.co.id/berita/93279/Biaya_Tes_Hepatitis_Makin_Murah

Inisiasi Menyusu Dini Tekan Kematian Bayi

By Republika Newsroom
JAKARTA--Air Susu Ibu (ASI) sejak dahulu kala dipercaya sebagai satu-satunya nutrisi utama bagi bayi baru lahir. Keberadaan ASI menjamin bayi mendapatkan sumber gizi sebelum bayi mendapatkan mencerna makanan padat. Ironisnya, masih banyak Ibu yang menanggap remeh pemberian ASI pada anaknya.

Berdasarkan data terbaru Departemen Kesehatan, angka kematian bayi dan balita di Indonesia semakin meningkat. Setidaknya, tiap 6 menit bayi baru lahir di Indonesia meninggal.

Dr. Utami Roesli SpA, dokter spesialis anak dari RS. St Carolus mengatakan angka kematian bayi dan balita yang tinggi itu, dapat ditekan dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan memberikan ASI ekslusif. Pasalnya, ASI memiliki kandungan "ajaib" yang tidak ada pada susu atau makanan apapun.

"ASI adalah hadiah sangat berharga yang dapat diberikan orang tua pada bayinya. Pada keadaan miskin seklaipun, mungkin merupakan hadiah satu-satunya yang dapat diberikan, dan pada keadaan sakit, dapat merupakan pemberian yang menyelamatkan jiwanya," tegasnya dihadapan para peserta seminar "Inisiasi Menyusui Dini dan ASI menyelamatkan kehidupan bayi dan Balita" di Jakarta Convention Center, akhir pekan lalu.

Ia menambahkan, hingga kini belum ada temuan yang dapat menggantikan posisi ASI. Kandungan ajaib itulah yang berguna menekan angka kematian bayi dan balita.

Saat bayi terlahir, menurutnya dengan mengutip hasil penelitian di Inggris tahun 2006, bayi harus segera disusui dengan alasan, kontak kulit bayi dengan ibu selama satu jam, dapat mengurangi 22 persen kematian pada bayi. Sedangkan menyusu hari pertama, 16% bayi baru lahir dapat terselamatkan dan sebaliknya, penangguhan hari permulaan menyusu meningkatkan potensi kematian pada bayi baru lahir.

Sementara itu, tambah Utami,pemberian ASI ekslusif sampai 6 bulan dan dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun, dapat meningkatkan IQ anak dan menurunkan angka kesakitan. Utami mencontohkan, anak yang mendapat IMD dan ASI Esklusif 6-8 kali lebih jarang menderita kanker anak (Leukemia limphositik, Neuroblastoma, Lympoma Maligna), 16,7 kali lebih jarang terserang Pneumonia, dan resiko dirawat dengan sakit saluran pernafasan 3 kali lebih jarang dari bayi yang diberikan susu formula.

Kemiskinan

Minimnya perhatian terhadap kesehatan bayi baru lahir bertalian erat dengan kemiskinan. Persoalan tersebut dirasa klasik, dan hingga kini masih menjadi ganjalan utama terkait dari upaya menekan kematian bayi baru lahir di tanah air.

Padahal untuk mendapatkan gizi yang seimbang membutuhkan asupan yang berkualitas, dengan memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan dapat meringankan belanja yang harus dipenuhi oleh keluarga.

Seperti diutarakan sebelumnya, dengan Inisiasi menyusu dini (IMD)pada 1 jam pertama dapat meningkatkan potensi keberhasilan menyusui secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI sampai bayi berumur 2 tahun. ASI saja sudah dapat mencukupi semua kebutuhan bayi.

Dengan pemberian ASI juga dapat mengurani kemiskinan, karena ASI sangat Ekonomis. "Bayangkan, harga 1 kaleng susu formula Rp. 60.000, sedangkan bayi lahir di indonesia 5,5 juta pertahun, maka, biaya untuk 6 bulan formula untuk bayi-bayi ini dibutuhkan 5,5 juta bayi x kurang lebih 55 kaleng kebutuhan bayi selama 6 bulan x 60 ribu = 18.120 Triliun Rupiah," ungkapnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, tiap bayi memerlukan sekitar 3.3 juta rupiah dalam 6 bulan. Angka ini melebihi 100% pendapatan buruh perbulannya yang hanya mencapai 500 ribu rupiah.

Utami menilai, perhitungan Itu hanya dari kebutuhan asupannya, dari biaya pemeliharaan kesehatan, bayi yang diberikan nurtrisi diluar ASI 16 kali lebih sering sakit dari bayi ASI. Bisa diperhitungkan berapa biaya bayar dokter, biaya perawatan di rumah sakit, dan ongkos menuju rumah sakit. cr2/rin
http://www.republika.co.id/berita/93975/Inisiasi_Menyusu_Dini_Tekan_Kematian_Bayi

Peringatan di Bungkus Rokok tak Efektif

By Republika Newsroom
JAKARTA--Berbagai usaha telah dilakukan guna menekan kebiasaan merokok. Salah satunya melalui peringatan keras yang diperlihatkan pada bungkus rokok. Ironisnya, dari setiap usaha yang dilakukan tidaklah sukses menekan jumlah perokok.

Sebuah riset di Inggris, yang diterbitkan Journal of Experimental Social Psychology beberapa waktu lalu menyebutkan peringatan keras yang ditunjukan pada bungkus rokok tidaklah berhasil menekan jumlah perokok tetapi justru menambah keinginan perokok melanjutkan kebiasaan buruk mereka.

"Secara umum, ketika perokok diperlihatkan pesan yang menyebut "merokok menyebabkan kematian" pada setiap bungkus rokok, mereka justru merefleksikan apa yang dilihat untuk kembali meneruskan kebiasan merokok," tulis peneliti dalam jurnal, seperti yang dikutip Telegraph, Kamis (10/12).

Peneliti juga menuliskan, untuk mendapatkan hasil maksimal dari penyampaian pesan anti merokok pada bungkus rokok, sebaiknya disampaikan pesan yang menyatakan kematian merupakan alasan yang menyebabkan masyarakat merokok.

"Disisi lain, peringatan keras tidak bertalian erat dengan efisiensi usaha untuk mengurangi kematian yang disebabkan kebiasaan merokok melainkan keyakinan diri untuk mengatakan tidak untuk rokok," ungkap peneliti.

"Penemuan ini bisa menjadi semacam penjelasan dimana merokok membawa anda dan masyarakat menuju kerusakan, dan merokok membuat anda tidak peduli dengan lingkungan sekitar," tambahnya.

Riset sendiri dilakukan di 3 negara seperti AS, Swiss dan Jerman, dengan dipandu universitas New York (AS) dan Universitas Basel (Swiss). Riset menanyakan 39 perokok dengan rentang usia 17-41 tahun.

Masing-masing sukarelawan diberikan pertanyaan yang fokus pada seberapa jauh peran diri mereka terhadap kebiasaan merokok sebelum disetiap bungkus rokok menampilkan pesan anti merokok. Hasilnya, setengah dari sukarelawan mengaku membaca peringatan tersebut seperti misal, merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru, sementara setengah yang lain mengaku memperhatikan peringatan daya pikat merokok.

15 menit berikutnya, para perokok ditanyakan prihal kebiasaan merokok dan keinginan mereka untuk berhenti.

Menyikapi hasil riset tersebut, juru bicara Departemen Kesehatan di Inggris menyatakan, peringatan keras pada bungkus rokok memegang peranan penting guna menyadarkan perokok dari resiko mengkonsumsi tembakau dan usaha untuk berhenti.

Riset sebelumnya yang telah dilakukan di berbagai negara di dunia menunjukan perbedaan reaksi dari masyarakat terhadap berbagai tipe pesan memberikan motivasi mereka untuk berhenti merokok.

"Oktober 2009, Inggris merupakan negara pertama di Eropa uang mengenalkan peringatan keras berupa gambar pada bungkus rokok yang menunjukan pesan dampak langsung yang akan diterima perokok terhadap kesehatan meraka," tuturnya.

"Kami sekarang bekerja sama dengan Komisi Eropa intuk mengembangkan peringatan keras anti merokok berupa gambar dalam bungkus rokok, termasuk uji coba berbagai jenis pesan terhadap para perokok," pungkasnya. cr2/rin
http://www.republika.co.id/berita/94951/Peringatan_di_Bungkus_Rokok_tak_Efektif

Suplemen Vitamin C Dosis Tinggi Picu Katarak

By Republika Newsroom
NEW YORK--Perempuan yang mengonsumsi suplemen vitamin C dosis tinggi berpotensi besar mengalami resiko karatarak. Riset yang diterbitkan American Journal of Clinical Nutrition, November 2009, menyebutkan sekitar 26% dari 24.600 perempuan dewasa yang telah dipantau selama 8 tahun, dan dilaporkan mengkonsumsi suplemen yang mengandung vitamin c berdosis 1.000 mg menderita katarak.

Riset yang dilakukan di Swedia itu juga mencatat, perempuan yang mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin C dengan dosis yang sama selama 10 tahun dan telah berusia 65 tahun atau lebih, serta sedang mengalami perubahan hormon dan berisiko lebih besar menderita katarak.

Alicja Wolk dari Karolinska Institutet in Stockholm dan koleganya menemukan hubungan antara vitamin C dan katarak tidak terpaut dengan vitamin C yang bersumber dari sayuran dan buah-buahan melainkan suplemen vitamin C berdosis tinggi.

Secara keseluruhan, 59% dari perempuan berusia 49 hingga 83 tahun mengaku mereka menggunakan suplemen pengantar diet. Kemudian, 5% dari sukarelawan juga mengaku hanya mengkonsumsi suplemen vitamin C dan 9%nya mengkonsumsi multivitamin dimana mengandung 60 mg vitamin C.

Hasil riset lain menunjukan, dari 1,225 perempuan yang mengkonsumsi suplemen vitamin C tercatat 143 individu (13%) menderita katarak selama periode riset berlangsung. Sebagai perbandingan, angka penderita katarak pada perempuan yang tidak mengkonsumi suplemen mencapai 878 dari 9.974 (9%) perempuan dan 252 dari 2.259 (11%) pada perempuan yang hanya mengkonsumsi multivitamin.

Peningkatan risiko terkena katarak pada perempuan yang mengonsumsi suplemen dan tidak mengkonsumsi suplemen terjadi selama 5 tahun, pendidikan, merokok, kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan mengunakan pengobatan hormon.

Menyikapi penemuan peneliti Swedia, Wolk dan koleganya memanggil para peneliti yang terlibat guna mengonfirmasi penemuan mereka. Pemanggilan ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara usia perempuan dan terapi hormon terhadap peningkatan angka penderita katarak pada perempuan. cr2/rin
http://www.republika.co.id/berita/97171/Suplemen_Vitamin_C_Dosis_Tinggi_Picu_Katarak

Cegah Osteoporosis Sejak Dini

Penulis : Ikarowina Tarigan
OSTEOPOROSIS bukan hanya penyakit orangtua tapi juga banyak dialami generasi muda akibat gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini dibenarkan oleh Zivanna Letisha Siregar, putri Indonesia 2008 yang sekaligus juga merupakan duta osteoporosis Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (PERWATUSI) ini. Zizi, nama dia biasa dipanggil, mengaku sempat membuat kesalahan dengan melakukan diet ketat."Saat itu saya masih SMA, pengen kurus jadi ikut diet ketat ditambah dengan olahraga yang kuat," terang, mahasiswa semester IV fakultas ekonomi Universitas Indonesia ini.

Akibatnya, terang gadis yang bercita-cita mempunyai usaha sendiri ini, badannya jadi tidak fit. Saat diperiksa ke dokter, lanjut dia, ternyata zizi mengalami kekurangan gizi. Hal ini, menurut Zizi, adalah satu kesalahan yang bisa memicu terjadinya osteoporosis. Usia muda, menurut Zizi, merupakan masa emas pembentukan kepadatan tulang. Jadi, bukan saatnya diet ketat."Justru harus menjaga asupan makanan." Zizi sendiri mengaku mulai terbuka dengan makanan setelah divonis dokter mengalami kekurangan gizi.

Kepada kaula muda, Zizi mengingatkan untuk mencegah osteoporosis dengan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat ini, menurut dia, meliputi pengaturan asupan makanan, berolahraga teratur serta menghindari alkohol."Rokok dan alkohol merupakan 2 racun paling berbahaya yang bisa menghancurkan tulang," terang Zizi. Selain itu, tambah dia, ada baiknya juga menambah asupan kalsium dan vitamin D dengan terpapar cahaya matahari.

Pengalaman Zizi ini dibenarkan oleh dr Predy Setiawan, Head of Medical Management PT Roche Indonesia. Predy menyatakan kalau osteoporosis bukan cuma masalah orangtua."Penyakit osteoporosis bukan penyakit orangtua, jadi harus dicegah sejak muda dengan gaya hidup sehat, olahraga, serta menambah asupan vitamin D," terang Predy dalam acara seminar bertema Pengobatan Tepat dan Senam Osteoporosis Tingkatkan Kepadatan Tulang Lebih Baik, di Jakarta, Jumat (29/5).

Terapi osteoporosis

Menurut Predy, penderita osteoporosis rentan mengalami patah tulang. Karena itu, lanjut dia, jika sudah mengalami gejala seperti nyeri di pinggang, ada baiknya langsung melakukan pemeriksaan tulang. Dan kalau terdeteksi osteoporosis, terang dia lagi, harus dilakuan kombinasi pengobatan dengan perubahan gaya hidup termasuk memperbaiki asupan nutrisi, melakukan olahraga seperti senam rehabilitasi osteoporosis, menggunakan obatan-obatan untuk osteoporosis, serta mengurangi risiko patah tulang dengan mencegah kejatuhan.

Senam osteoporosis, menurut Predy, bisa membantu penderita osteoporosis dengan meningkatkan kepadatan tulang, menguatkan otot, memperbaiki kelenturan, serta mengurangi rasa sakit."Para penderita osteoporosis disarankan untuk melakukan senam 3 kali per minggu," terang Predy.

Selain senam, lanjut dia lagi, penderita sebaiknya menghindari risiko jatuh."Patah tulang seringkali terjadi akibat jatuh."Dan untuk mencegah jatuh, terang dia, penderita sebaiknya memperhatikan semua hal termasuk hal-hal yang sederhana di rumah. Jika rumah dilengkapi tangga, terang dia, sebaiknya dipasang pegangan, hindari alas kaki yang licin, hindari kabel-kabel atau sepatu berserakan, serta jangan naik ke atas kursi saat hendakmeletakkan atau menjangkau sesuatu dari tempat yang tinggi.

Perawatan ketiga, lanjut Predy, adalah mengikuti terapi dengan obat-obatan osteoporosis. Ketiga cara ini, terang dia, bukanlah pilihan. Tetapi, sebaiknya dikombinasikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal."Sebuah studi di tahun 2008 menunjukan, hasil kombinasi olahraga dengan terapi obat jauh lebih baik." Selain itu, imbuh Predy, untuk mendapatkan hasil masksimal, penggunaan obat osteoporosis ini paling tidak harus dilakukan selama 1 tahun.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/06/06/1233/2/Cegah_Osteoporosis_Sejak_Dini

Ganja Picu Kanker

Penulis : Ikarowina Tarigan
GANJA, selain menimbulkan euforia (rasa senang berlebih tanpa sebab) dan gangguan konsentrasi ternyata juga memicu munculnya kanker pada manusia. Berdasarkan hasil temuan para ilmuwan dari University of Leicester, menghisap ganja akan memicu perubahan DNA, materi genetik yang berada dalam sel-sel di tubuh manusia. Beberapa bentuk kerusakan DNA tersebut akan memicu timbulnya kanker.

Banyak studi telah menunjukkan kalau merokok tembakau bisa merusak DNA dengan cara meningkatkan risiko kanker paru-paru dan kanker lainnya. Tapi, terang peneliti, selama ini masih belum jelas apakah merokok ganja juga menimbulkan akibat yang sama. Padahal, menurut peneliti, baik asap tembakau maupun ganja sama -sama mengandung zat kimia penyebab kanker yang dikenal dengan nama acetaldehyde.

Untuk mencaritahu efek ganja tersebut, para peneliti ini menggunakan teknik-teknik kimia baru. Hasil percobaan di laboratorium menunjukkan, zat kimia yang muncul pada asap ganja, menyebabkan kerusakan DNA."Penemuan ini menunjukkan kalau asap ganja juga berbahaya, bahkan mungkin lebih beracun daripada asap tembakau," tutur peneliti seperti dikutip situs webmd. Pada faktanya, lanjut peneliti, menghisap 3-4 batang ganja sehari menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan yang setara dengan kerusakan akibat menghisap 20 batang rokok sehari.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Chemical Research in Toxicology edisi Juni ini, ditekankan bahwa asap ganja juga terbukti potensial memicu kerusakan DNA."Hal ini menunjukkan bahwa menghisap ganja bisa merusak kesehatan manusia serta mempunyai kemungkinan menyebabkan kanker."
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/06/06/1323/2/Ganja_Picu_Kanker

Gaya Hidup Sehat Cegah Gagal Jantung

Penulis : Ikarowina Tarigan
PENYAKIT jantung masih tetap menjadi penyebab kematian nomor satu kaum laki-laki di dunia. Akan tetapi, bukan berarti penyakit ini tidak bisa dicegah. Sebuah hasil studi terbaru menyatakan, laki-laki yang menerapkan pola hidup sehat mengalami penurunan risiko mengalami gagal jantung hingga setengahnya. Menurut peneliti, ini merupakan studi terbesar pertama yang menunjukkan kalau faktor gaya hidup yang bisa dimodifikasi seperti diet, olahraga, penggunaan alkohol, dan merokok mempunyai dampak yang signifikan terhadap risiko gagal jantung.

Gagal jantung, menurut peneliti, terjadi saat jantung tidak cukup kuat untuk memompa darah. Akibatnya, kebutuhan darah tubuh tidak terpenuhi. Meskipun pengobatan medis bisa memperlambat perkembangan penyakit ini, terang peneliti, belum ada pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan.

Studi yang dipublikasikan di The Journal of the American Medical Association ini, menurut Veronique L. Roger, MD, MPH, dari the Mayo Clinic di Rochester, Minn., menyampaikan pesan yang sangat sederhana mengenai pentingnya gaya hidup sehat."Gaya hidup sehat akan mencegah penyakit jantung dan tentunya juga akan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum," tutur Roger, seperti dikutip situs webmd.

Hidup sehat, jantung sehat

Studi ini mempelajari 20.900 laki-laki yang terlibat dalam Physician̢۪s Health Study dari 1982-2008. Semua partisipan dalam keadaan sehat di awal studi. Selama masa studi, didiagnosis 1.200 kasus gagal jantung baru.

Dari studi ini, peneliti menemukan 6 faktor gaya hidup sehat yang berkaitan dengan penurunan risiko gagal jantung. Faktor tersebut termasuk:

Berat badan normal
Tidak pernah merokok
Olahraga teratur
Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang
Diet yang melibatkan makan sereal sebagai sarapan setiap hari secara teratur
Diet yang kaya buah dan sayuran

Semakin banyak faktor gaya hidup sehat tersebut yang dilakukan para laki-laki, terang Roger, maka risiko mereka mengalami gagal jantung juga semakin rendah.

Sebagai contoh, 1 dari 5 (21.1%) laki-laki yang tidak menerapkan satu pun dari faktor gaya hidup sehat tersebut, berisiko mengalami gagal jantung. Sedang pada mereka yang mengikuti 4 atau lebih dari gaya hidup tersebut mengalami penurunan risiko menjadi 1 dari 10 atau sekitar 10.1%.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/07/07/1435/2/Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Gagal_Jantung

Anak Sehat dengan ASI dan Imunisasi

Penulis : Ikarowina Tarigan
KESEHATAN anak di dunia khususnya di negara yang sedang berkembang masih tergolong rendah. 11 juta anak di bawah 5 tahun meninggal setiap tahunnya. Empat juta dari anak ini masih berusia di bawah 1 minggu atau bulan. Sedang jutaan lainnya hidup dengan gangguan kesehatan dan perkembangan.

Kematian pada anak ini, umumnya dipicu oleh faktor yang masih bisa dicegah, seperti kurang gizi dan infeksi. Anak-anak Indonesia yang berjumlah sekitar 30% dari populasi total harus bisa diselamatkan sejak dini dengan upaya pemberian air susu ibu (ASI) dan imunisasi. Pernyataan ini disampaikan oleh satgas Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr.I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, SpA, MARS, dalam seminar yang bertema ASI dan imunisasi di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Para ibu, terang Partiwi, sebaiknya memastikan kecukupan gizi dan pembentukan daya tahan tubuh bayi dengan melakukan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan selama dua tahun ke depan dengan dibantu makanan pendamping. Tidak perlu cemas mengenai kekurangan nutrisi. Hasil penelitian, menurut Partiwi, telah membuktikan kalau kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan cukup hanya dengan ASI saja.

Otak bayi yang baru lahir, lanjut Partiwi, sudah terbentuk hingga 90% berupa serabut-serabut sederhana yang belum terbungkus. Pada masa ini, menurut dia, ASI sangat berperan penting. Nutrisi dari ASI berfungsi menghubungkan serabut-serabut yang terputus sehingga membentuk sinaps-sinaps. Selain itu, kandungan laktosa yang terdapat dalam ASI berfungsi untuk membentuk lapisan myelin yang berfungsi melapisi saraf-saraf tersebut."Dengan adanya lapisan pembungkus, maka otak bisa dengan cepat menerima rangsangan," tutur Partiwi.

Apa bedanya dengan susu formula? Menurut partiwi, susu formula berusaha meniru ASI. Tapi ASI tetap jauh lebih baik. ASI, terang Partiwi lagi, mengandung komposisi yang akan berubah. Pada 7 hari pertama, komponen ASI yang keluar dikenal dengan nama kolostrum, ASI yang sangat konsentrat. Kolostrum pada hari pertama, menurut Partiwi, jauh lebih baik daripada hari ke-2."Jadi, sebaiknya pastikan bayi dan ibu tidak dipisah di rumah sakit," tegas Partiwi.

Begitu bayi lahir dan dibersihkan, menurut Partiwi, tidak perlu di pisah ke ruang bayi tapi dibiarkan bersentuhan dengan ibu. Detak jantung dan sentuhan dengan kulit ibu, terang Partiwi, merupakan stimulasi yang akan membantu perkembangan bayi. Penyatuan ruang antara ibu dan bayi dengan segala keuntungan stimulasi tersebut, terang Partiwi, terbukti bisa menurunkan angka kematian bayi hingga 22%.

Selain komposisi kolostrum ini, ASI juga mengandung laktosa yang kadarnya jauh lebih tinggi dibandingkan susu formula. Tingginya kadar laktosa ini, terang dia, merupakan pemicu bayi sering diare pada awal-awal kelahiran. Tapi para ibu tidak perlu cemas karena hal ini juga dipicu oleh sistem pencernaan bayi yang belum sempurna pada 16 minggu pertama."Tapi bisa dilihat dengan berat badan yang akan terus bertambah."

Bagaimana dengan kandungan protein? Susu formula, terang dia, memiliki kandungan protein yang tinggi. Tapi 80% diantaranya adalah casein yang sulit dicerna. Sedang ASI mengandung jenis protein whey yang mudah dicerna. Hal ini, terang dia, akan membuat bayi sering menangis, sedang protein yang sulit dicerna dari susu formula membuat bayi tertidur.Yang lebih baik lagi, lanjut dia, ASI mengandung enzim lipase yang berfungsi mencerna DHA. ASI juga mengandung zat besi yang lebih mudah dicerna. Selain itu, ASI juga mengandung laktoferin yang berfungsi mempercepat penyerapan zat besi.

Kekebalan

Bagaimana cara menyusui yang baik? Partiwi menyarankan agar para ibu relaks dan memberi ASI dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal ini agar bayi benar-benar mendapatkan komposisi fore milk (cairan bening) dan komposisi hind milk (kental) dari ASI."Tidak bisa diukur waktu yang tepat, tapi jika cukup lama, bayi juga akan mendapatkan hind milk." Fore milk, terang Partiwi, mengandung DHA dan zat kekebalan pasif dari ibu. Sedang hind milk mengandung lemak yang berfungi untuk menambah berat badan bayi.

Bagaimana kalau ibu sakit? Partiwi menganjurkan agar ibu tidak berhenti menyusui, kecuali jika ibu sedang menjalani kemoterapi atau terdiagnosis HIV. Di saat sakit, terang dia, sel darah putih akan membentuk kekebalan yang diedarkan ke seluruh tubuh termasuk ke ASI. Dengan begitu, anak juga mendapatkan zat kekebalan dari ibu."kalau flu ibu bisa memakai masker, atau kalau cacar cukup diperah saja."

ASI, menurut partiwi, bisa mencukupi kebutuhan nutrisi dan menjaga sistem kekebalan tubuh bayi hingga usia 6 bulan. Seiring pertambahan usia, lanjut dia, imunisasi pasif yang didapat dari antibodi maternal ini akan semakin berkurang karena tidak dibuat oleh tubuh sendiri. Karena itu, menurut Dia, orangtua selanjutnya harus membawa anak melakukan imunisasi. (OL-08)
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/08/08/1488/2/Anak_Sehat_dengan_ASI_dan_Imunisasi

Kolesterol Stabil Normal dukung Jantung dan Otak

Penulis : Ikarowina Tarigan
MENJAGA kadar kolesterol tetap normal bagus untuk kesehatan jantung sekaligus otak. Hal ini dikuatkan oleh temuan studi terbaru yang dilakukan para peneliti dari Kaiser and Finland's University of Kuopio.

Para peneliti menyatakan, dewasa muda yang mengalami peningkatan kadar kolesterol hingga pertengahan usia 40-an berisiko lebih besar menderita alzheimer dan penyakit yang berkaitan dengan kepikunan lainnya, beberapa tahun kemudian. Hal ini tetap berlaku meskipun peningkatan kolesterolnya sedang-sedang saja.

Para peneliti mengikuti perkembangan 9.800 partisipan selama 40 tahun. Mereka menemukan, partisipan dengan kadar kolesterol tinggi atau bahkan mereka dengan kadar kolesterol pada garis batas menjelang tinggi di usia 40-an, berisiko lebih tinggi mengalami alzheimer, beberapa tahun kemudian.

"Orang-orang cenderung mengira kalau otak dan jantung terpisah total, padahal kedua organ ini sama sekali tidak terpisah," tutur co-author studi Rachel A. Whitmer, PhD, seperti dikuti situs webmd.

Garis batas

Dalam studi ini,para peneliti melibatkan 9.844 warga Kalifornia Utara. Di akhir studi, 600 dari mereka telah menderita penyakit alzheimer atau kondisi yang dikenal dengan demensia vaskular. Partisipan ini ada yang berusia 60-an, 70-an, dan 80-an.

Studi menyimpulkan, mereka yang memiliki kadar kolesterol tinggi berisiko 66% lebih besar mengalami alzheimer. Sedang mereka dengan kadar kolesterol yang berada pada garis batas menjelang tinggi berisiko 52% lebih besar menderita demensia vaskular.

Berdasarkan panduan sekarang, terang peneliti, total kolesterol 240 dinyatakan tinggi. Dan kolesterol pada rentang 200-239 dinyatakan berada pada garis batas menjelang tinggi.

Suplai darah

Studi ini, merupakan studi pertama yang mempelajari risiko demensia vaskular, jenis demensia yang disebabkan oleh berkurangnya suplai darah ke otak.

Studi ini, menurut lead authro Alina Solomon, MD, menambah bukti bahwa mengontrol faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol, tekanan darah, diabetes, dan berat badan di usia pertengahan juga bisa melindungi otak setelah tua."Menurunkan dan mengontrol berat badan, menerapkan pola makan yang benar, dan olahraga teratur bisa menjaga agar jantung Anda tetap sehat seiring pertambahan usia. Dan hal ini juga bisa menjaga agar otak tetap tajam." (OL-08)
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/08/08/1485/2/Kolesterol_Stabil_Normal_dukung_Jantung_dan_Otak

Peminum Berat Berisiko Mengidap Tujuh Jenis Kanker

Penulis : Ikarowina Tarigan
ANDA terbiasa minum alkohol hingga mabuk? Ada baiknya mulai mengubah gaya hidup Anda. Minum berat ternyata tidak hanya mengganggu kesehatan jantung, tetapi juga memicu perkembangan tujuh jenis kanker.

Sebuah studi terbaru dari McGill University di Montreal menemukan, peminum berat berisiko dua kali lebih besar mengidap kanker. Risiko ini, menurut peneliti, jauh lebih buruk lagi pada peminum bir dan spiritus dibandingkan mereka yang minum anggur. Peneliti mengklaim, peminum berat bir dan spiritus berisiko lebih besar mengalami kanker tenggorokan, liver dan paru-paru.

Akan tetapi, minum dalam jumlah sedang dan konsumsi anggur tidak menunjukkan efek yang sama. "Kami membandingkan peminum berat dengan mereka yang tidak minum atau hanya minum pada acara tertentu," tutur salah seorang peneliti Dr Andrea Benedetti.

Selain itu, mereka juga melihat tren kelompok yang tidak minum, mereka yang minum mingguan dan mereka yang minum setiap hari. Di samping itu, peneliti juga memperhitungkan beberapa faktor lain seperti merokok, diet dan status sosial ekonomi."Hasilnya sangat mengejutkan,� terang Benedetti, seperti yang dikutip situs dailymail.

Studi yang dipublikasikan di the medical journal Cancer Detection and Prevention ini menemukan, peminum alkohol berisiko lebih besar mengidap kanker kerongkongan, kanker lambung,kanker colon, kanker liver, kanker pankreas, kanker paru-paru dan kanker prostat."Risiko terbesar adalah kanker kerongkongan dan kanker prostat."

Dari hasil keseluruhan ditemukan, lanjut Benedetti, mereka yang hanya minum sedikit atau peminum ringan berisiko lebih kecil bahkan ada yang sama sekali tidak berisiko menderita kanker. Sedang mereka yang minum tiap hari atau beberapa kali sehari paling berisiko mengidap kanker."Hasil studi ini menambah bukti bahwa minum berat sangat tidak baik bagi kesehatan," tegas Benedetti. (OL-08)
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/08/08/1487/2/Peminum_Berat_Berisiko_Mengidap_Tujuh_Jenis_Kanker_

Puasa Sehat bagi Penderita Diabetes

Penulis : Ikarowina Tarigan
DIABETES bukan penghalang untuk menjalani ibadah puasa. Tentunya jika diabetes terkontrol dengan baik. Hal ini disampaikan oleh dr. Kasim Rasjidi, SpPD, dari rumah sakit Asri, dalam seminar bertema sehat berpuasa bagi penderita diabetes di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Puasa, terang Kasim, sangat bermanfaat bagi kesehatan. Puasa berfungsi untuk membersihkan racun-racun dari dalam tubuh, meremajakan tubuh, menurunkan berat badan, memurnikan pikiran, mencegah penuaan, dan membuat hidup lebih gembira. Dengan berpuasa, lanjut Kasim, pola makan akan menjadi lebih teratur, kebiasaan merokok terkurangi, pikiran menjadi lebih tenang dan jauh dari stres.

Bagaimana dengan pengidap diabetes? Menurut Kasim, manfaat puasa juga bisa dirasakan oleh pengidap diabetes."Tetapi pastikan dulu mengontrol diabetes tersebut." Diabetes dikatakan terkontrol, terang Kasim, apabila dengan terapi obat tertentu kadar gula darah bisa berada pada rentang normal (70-100 saat puasa). Sedang mereka yang masih mencoba-coba obat tertentu untuk menormalkan gula darah, berarti belum terkontrol.

Selain itu, terang dia, yang tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan jumlah asupan kalori dan sumber asupan kalori. Sumber kalori, menurut dia, sebaiknya dipilih lebih banyak dari makanan yang mudah dicerna, seperti sayur dan buah."Sayur dan buah bisa diserap dengan baik dalam waktu 15 menit dan menyediakan energi bagi tubuh."

Ia juga mengatakan bahwa pengidap diabetes dianjurkan untuk melakukan latihan puasa sebelum menjalani ibadah puasa."Cara ini bisa membantu menemukan dan menyesuaikan jenis terapi insulin dan dosis yang tepat."

Hipoglikemia dan hiperglikemia

Saat ditanya kemungkinan hipoglikemia (kadar gula darah rendah, kurang dari 60) dan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi), Kasim menuturkan kalau pasien diabetes lebih baik mengalami sedikit kenaikan kadar gula darah (di bawah 200) dibandingkan hipoglikemia. Hipoglikemia, terang dia, akan menyebabkan otak kekurangan energi dalam menjalankan fungsinya."Hal ini bisa menyebabkan kerusakan otak yang tidak bisa dipulihkan."

Hipoglikemia, terang dia, ditandai dengan tubuh gemetar, keringat dingin, dan lemas. Dan jika ini terjadi, terang dia, pastikan pasien diabetes segera mengonsumsi makanan yang mengandung gula untuk mendongkrak kadar gula darah. Bagaimana dengan hiperglikemia? Hiperglikemia, menurut dia, ditandai dengan sering buang air kecil akibat glukosa yang menarik cairan dari tubuh."Hal ini juga harus cepat ditangani."

Kasim juga menganjurkan agar pengidap diabetes tetap berolahraga. Olahraga ini, menurut dia, ada baiknya dilakukan sebelum berbuka puasa."Menjelang berbuka biasanya badan akan terasa lebih segar."

Intinya, terang Kasim, pasien diabetes bisa menjalani ibadah puasa setelah memastikan diabetes mereka terkontrol dengan baik."Pasien diabetes sebaiknya sudah terkontrol 2 minggu sebelum menjalani ibadah puasa." (OL-08) http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/08/08/1511/2/Puasa_Sehat_bagi_Penderita_Diabetes_

Obesitas Sebabkan Jaringan Otak Berkurang

Penulis : Ikarowina Tarigan
PENELITIAN kembali menemukan alasan mengapa kita harus menurunkan dan mempertahankan berat badan. Studi dari University of Pittsburgh menemukan, mereka yang kelebihan berat badan berotak dengan ukuran yang lebih kecil serta lebih berisiko menderita alzheimer (penyakit kepikunan). Selain itu, otak juga akan lebih cepat mengalami penuaan.

Otak pada orang-orang yang obesitas, menurut peneliti, rata-rata mengalami pengurangan jaringan sebanyak 8% dan mengalami penuaan sebanyak 16 tahun lebih cepat. Sedang mereka yang kelebihan berat badan mengalami pengurangan jaringan sebanyak 45% dan menjadi 8 tahun lebih tua.

Dalam studi yang diklaim sebagai studi pertama yang menghubungkan berat badan dengan fungsi otak ini, para peneliti membandingkan hasil scan otak dari 94 partisipan yang terdiri dari mereka yang obesitas, kelebihan berat badan atau yang memiliki berat badan normal. Peneliti menemukan, mereka yang obesitas mengalami kehilangan jaringan pada lobus frontal dan temporal, area yang sangat penting untuk membuat perencanaan dan memori.

Selain itu, peneliti juga menemukan adanya penurunan di area yang berkaitan dengan atensi dan fungsi eksekutif, ingatan jangka panjang dan gerakan."Terjadi kehilangan jaringan dalam jumlah besar dan ini akan menguras persediaan kognitif Anda, sehingga membuat Anda berisiko lebih besar mengalami kepikunan dan penyakit yang menyerang otak lainnya," tutur salah seorang peneliti profesor Paul Thompson, seperti dikutip situs dailymail.

Apakah bisa dicegah? Menurut Thompson, Anda bisa mengurangi risiko menderita kepikunan dengan menerapkan pola makan sehat dan mengontrol berat badan sehat.

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), ada sekitar 300 juta orang yang mengalami obesitas yang tersebar di seluruh dunia, dengan 1 juta orang yang kelebihan berat badan. Mereka ini berisiko lebih besar menderita penyakit jantung, diabetes dan tekanan darah tinggi. (OL-08)
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/08/08/1558/2/Obesitas_Sebabkan_Jaringan_Otak_Berkurang

Merokok Percepat Kepikunan Hingga 75%

Penulis : Ikarowina Tarigan
MEROKOK tidak hanya mendatangkan berbagai efek buruk bagi kesehatan jantung dan paru-paru tetapi bisa juga mempercepat kepikunan. Sebuah studi terbaru yang dilakukan para peneliti dari Minnesota University, Amerika Serikat, mengklaim kalau merokok di usia pertengahan bisa meningkatkan risiko mengalami kepikunan hingga 75%-nya.

Studi yang dipublikasikan di Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry ini menemukan, perokok yang berusia antara 46 dan 70 berisiko 70% lebih besar menderita kepikunan dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok.

Studi ini juga menemukan hubungan yang erat antara penyakit akibat faktor gaya hidup, seperti diabetes dan hipertensi, dengan kepikunan. Mereka yang menderita hipertensi, menurut peneliti, berisiko 60% lebih besar menderita kepikunan. Sedang pengidap diabetes bahkan berisiko dua kali lipat lebih besar.

"Hasil penelitian kami menunjukkan betapa pentingnya modifikasi gaya hidup dan mengobati faktor risiko sejak dini untuk mencegah kepikunan," tutur pemimpin studi Dr Alvaro Alonso, seperti dikutip situs dailymail. (OL-08)
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/08/05/1482/2/Merokok-Percepat-Kepikunan-Hingga-75

Berhenti Merokok? Keuntungan Nantikan Anda

Penulis : Ikarowina Tarigan
Dengan berhenti merokok, Anda akan mendapatkan keuntungan langsung termasuk gigi yang lebih putih serta keuntungan jangka panjang lainnya seperti peningkatan sirkulasi dan daya tahan tubuh. Jadi, apa lagi yang Anda tunggu, ubahlah hidup Anda demi kebaikan.

20 menit setelah berhenti: detak jantung dan tekanan darah Anda akan menurun.

12 jam setelah berhenti: Kadar karbon monoksida dalam tubuh Anda akan menurun ke kadar normal.

2 minggu sampai 3 bulan setelah berhenti: sirkulasi Anda akan membaik dan fungsi paru-paru Anda akan meningkat.

1-9 bulan setelah berhenti: batuk dan napas tersengal (napas pendek) berkurang, cilia (rambut kecil yang mengeluarkan mucus dari paru-paru) akan kembali berfungsi normal di paru-paru, meningkatkan kemampuan menangani mucus, membersihkan paru-paru, dan mengurangi risiko infeksi.

1 tahun setelah berhenti: risiko penyakit jantung koroner menurun hingga setengah dari risiko perokok.

5 tahun setelah berhenti: risiko stroke Anda akan berkurang hingga sama dengan mereka yang tidak perokok, setelah 5-15 tahun berhenti merokok.

10 tahun setelah setelah berhenti: angka kematian karena kanker paru-paru menurun hingga setengahnya dibandingkan mereka yang terus merokok. Risiko kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, kandung kemih, servik, dan kanker pankreas menurun.

Setelah 15 tahun berhenti merokok: risiko penyakit jantung koroner sama seperti mereka yang tidak perokok.

Hadiah langsung: membuang kebiasaan merokok akan mendatangkan keuntungan yang bisa langsung dirasakan dan akan bertambah banyak seiring waktu. Keuntungan ini akan membawa kebaikan dalam kehidupan Anda hari per hari.

Bau bapas Anda akan semakin baik
Gigi yang bernoda semakin putih
Bau yang tidak sedap pada baju dan rambut akan hilang
Warna kekuningan pada kuku akan hilang
Anda akan bisa lebih merasakan enaknya rasa makanan
Indera penciuman Anda kembali normal
Aktivitas sehari-hari tidak akan membuat Anda terlalu kelelahan sampai tersengal-sengal
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/03/10/932/2/Berhenti-Merokok-Keuntungan-Nantikan-Anda

Merokok di Usia Muda Tingkatkan Risiko MS

Penulis : Ikarowina Tarigan
Sebuah studi menunjukkan, anak muda yang mulai merokok sebelum berusia 17 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami multiple sclerosis. Para peneliti memepelajari 87 pasien penderita multiple sclerosis yang merupakan bagian dari 30.000 orang yang turut ambil bagian dalam 2002 National Health Interview Survey.

87 orang ini dibagi menjadi 3 kelompok: kelompok tidak perokok, perokok awal yang mulai merokok sebelum berusia 17 tahun, dan perokok yang mulai ketika berusia 17 tahun atau lebih.

Menurut para peneliti, orang-orang yang mulai merokok sebelum berusia 17 tahun mempunyai kemungkinan 2.7 kali lebih besar terserang multiple sclerosis dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Orang-orang yang mulai merokok saat berusia 17 tahun atau lebih, lanjut para peneliti, tidak menunjukkan adanya peningkatan risiko alami multiple sclerosis dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.

"Studi-studi telah membuktikan, faktor lingkungan memegang peran penting dalam multiple sclerosis," ujar peneliti Joseph Finkelstein, MD, PhD, dari Johns Hopkins University School of Medicine di Baltimore."Merokok di usia muda merupakan faktor lingkungan yang bisa dihindari."

Penemuan ini juga memperhitungkan faktor jenis kelamin, ras, usia, status perkawinan, pendidikan, tingkat pendapatan, dan daerah.

Para peneliti mengatakan, beberapa studi sebelumnya juga telah menunjukkan kalau merokok merupakan salah satu faktor risiko multiple sclerosis.

Penemuan ini akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Academy of Neurology yang akan dilaksanakan di Seattle, 25 April-2 Mey mendatang.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/02/24/907/2/Merokok-di-Usia-Muda-Tingkatkan-Risiko-MS-

Perokok Pasif Berisiko 20% Serangan Jantung

Penulis : Ikarowina Tarigan
JANTUNG sangat rentan karena berbagai risiko. Menghirup beberapa kepulan asap rokok atau udara kotor saja bias berakibat sangat buruk terhadap kesehatan jantung. Hal ini terungkap dalam sebuah studi yang dirilis oleh American Heart Association. Studi yang dilakukan para peneliti dari Brigham Young University ini menemukan, terpapar sedikit saja dengan asap rokok, baik dari rokok Anda sendiri atau rokok orang lain, secara signifikan meningkatkan risiko Anda mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular. "Tidak perlu paparan ekstrim untuk menimbulkan efek kardiovaskular yang signifikan," tutur study author C. Arden Pope III, PhD, seperti dikutip situs webmd.

Hal yang sama juga terjadi apabila Anda menghirup udara yang sudah tercemar dengan emisi karbon monoksida.

Studi-studi sebelumnya telah menemukan kalau rokok merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular dan berbagai gangguan yang terkait, seperti serangan jantung dan stroke. Perokok aktif mengisi paru-paru mereka dengan sejumlah besar partikel kecil beracun. Partikel ini kemudian akan masuk jauh ke dalam paru-paru dan memicu gangguan pernafasan. Selain itu, partikel tersebut juga bisa memicu penyempitan pembuluh arteri.

Bahkan paparan pasif dari lingkungan yang sudah tercemar dan asap rokok dari orang lain saja sudah cukup meningkatkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular,. "Para peneliti menganalisis data lebih dari satu juta orang dewasa. Para peneliti melihat kebiasaan merokok mereka dan paparan terhadap partikel kecil beracun dari perokok lain serta polusi udara. Mereka memperhitungkan risiko relatif mengalami kematian karena menghisap rokok dengan jumlah yang berbeda-beda, kemudian membandingkannya dengan bahaya menghirup asap secara pasif dalam jumlah yang berbeda-beda serta dari polusi udara. Selain itu, para peneliti juga mempertimbangkan faktor risiko penyakit jantung lainnya seperti diet dan indeks massa tubuh.

Risiko lebih besar

Studi terbaru ini, menurut peneliti, membuktikan bahwa menghirup asap rokok dalam jumlah yang jauh lebih sedikit daripada satu batang rokok sehari, terang peneliti, membuat Anda berisiko 20-30% lebih besar mengalami penyakit kardiovaskular dibandingkan mereka yang tidak terpapar asap."Bahkan paparan asap dalam jumlah kecil saja bisa memicu perubahan biologis yang berbahaya, seperti peradangan dan penurunan aktivitas platelet, yang membuat Anda lebih mudah terkena serangan jantung." Bahkan bukan hanya mereka yang terkena paparan sedikit saja yang harus cemas."Semakin banyak Anda menghirup asap, maka risikonya juga semakin besar."

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Circulation ini, peneliti menekankan pentingnya menghindari paparan asap rokok dari orang lain. Selain itu, peneliti juga menganjurkan perokok aktif untuk berhenti. (OL-08)
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/09/09/1578/2/Perokok_Pasif_Berisiko_20_Serangan_Jantung